Suara.com - Hari raya Imlek dirayakan dengan meriah oleh masyarakat Tionghoa. Imlek merupakan waktu berkumpul dengan keluarga, menghormati leluhur dan memperkuat ikatan keluarga.
Dalam tradisi perayaan Imlek, terdapat beberapa pantangan yang dipegang teguh oleh masyarakat Tionghoa, salah satunya adalah larangan untuk membeli sepatu. Berikut adalah alasan-alasan mengapa membeli sepatu dianggap tabu selama perayaan ini:
Makna Linguistik
- Kata "Sepatu": Dalam bahasa Mandarin, kata untuk sepatu, yaitu xié memiliki pelafalan yang mirip dengan kata xié yang berarti "buruk" atau "jahat". Oleh karena itu, membeli sepatu dapat diasosiasikan dengan membawa nasib buruk.
- Asosiasi Negatif: Dalam bahasa Kanton, sepatu juga terdengar seperti istilah yang berkaitan dengan kemalangan. Hal ini semakin memperkuat kepercayaan bahwa membeli sepatu dapat mendatangkan kesialan.
Simbol Kerumitan
- Benda yang Diinjak: Sepatu merupakan benda yang diinjak, sehingga dianggap tidak pantas untuk dijadikan hadiah atau dibeli saat perayaan. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa memberikan barang yang diinjak dapat merendahkan makna dari hadiah itu sendiri.
- Sepatu dengan Tali: Sepatu yang memiliki tali juga dianggap sebagai simbol kerumitan dalam hidup. Ini berkonotasi pada masalah dan kesulitan, sehingga dihindari selama periode Imlek untuk menjaga kelancaran dan keberuntungan di tahun yang baru.
Mitos dan Kepercayaan
- Menghindari Keburukan: Banyak orang percaya bahwa membeli sepatu menjelang Imlek dapat menarik keburukan atau kesialan sepanjang tahun. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal buruk, masyarakat lebih memilih untuk tidak melakukan pembelian tersebut selama periode ini.
Dengan berbagai alasan tersebut, larangan untuk membeli sepatu menjadi bagian penting dari tradisi dan kepercayaan saat merayakan Imlek, sebagai upaya untuk memastikan keberuntungan dan kesejahteraan di tahun yang baru.
Berita Terkait
-
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Intip Nasib Shio Ayam, Kerbau, dan Tikus yang Dibilang Gibran Paling Beruntung di 2025, Apa Benar?
-
Meriahkan Penutupan Imlek 2025 Bersama Nasabah di Jakarta, Bank Mandiri Perkuat Layanan dan Inovasi Digital
-
Tak Hanya Komitmen Jaga Keberagaman Umat, Untar Ingin Berikan Kontribusi dan Melangkah Maju di Dunia Pendidikan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
Terkini
-
Sunscreen Daviena Apakah Bikin Jerawatan? Intip Kandungan dan Harga Aslinya
-
Besok Hari Kesaktian Pancasila, Anak Sekolah Libur atau Tidak?
-
Media Luar Negeri Ikutan Heboh: Ini 7 Fakta Robohnya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny
-
6 Daftar Profesi yang Diragukan Publik, Politisi Urutan Teratas?
-
Berapa Total Uang Pensiun Sri Mulyani sebagai Mantan Menteri Keuangan?
-
Tren Jadi Konten Kreator Bikin iPhone Tak Resmi Laris, Tapi Hati-Hati Risiko di Baliknya
-
Makna Bunga Lily of The Valley yang Dipilih Selena Gomez untuk Pernikahan dengan Benny Blanco
-
Pidato Kahiyang Ayu di Mandailing Natal Viral Dapat Kritikan Pedas: Singkat, Padat, dan Melet?
-
Sociolla Award Rilis 100 Produk Kecantikan Pilihan, Teruji oleh Pengguna Asli
-
Kelebihan dan Kekurangan Sepatu Lari Desle Menurut Dokter Tirta, dari Harga hingga Kualitas