Doktif Kena Nyinyir, Ini Kata Dokter soal Wajah Bopeng karena Rawat Pasien Covid-19

Suara.com - Sosok influencer kesehatan, Dokter Detektif atau Doktif, membuat pengakuan bahwa ia mengalami wajah bopeng karena merawat pasien Covid-19.

Adapun kala itu, Doktif tengah berdebat panas dengan Panda, sosok asisten dari bos skincare Shella Saukia. Panda menyindir bahwa Doktif memakai topeng untuk menutupi wajahnya yang penuh bopeng.

"Sekarang aku resmi panggil dia karena mukanya memang bopeng," kata Panda, dikutip Senin (20/1/2025).

Doktif sontak membela diri dan menyatakan alasan munculnya bopeng di wajahnya.

"Ini bopeng karena ngurusin pasien Covid," tegas Doktif.

Doktif Lalu Disindir Diduga Dokter Anak Buah Richard Lee

Tak sedikit pihak yang meragukan pengakuan Doktif. Keraguan tersebut juga datang dari sosok dokter berinisial EA yang diduga adalah Dokter Eka Ananda yang bekerja sebagai dokter kecantikan di klinik milik Dokter Richard Lee.

Tak diterima karena diragukan, Doktif sontak memberi peringatan kepada EA bahwa ia akan mengambil tindakan tegas. Doktif sontak meminta EA untuk membuat permintaan maaf secara publik.

"3x24 jam kepada Dokter EA yang bekerja di klinik A yang diduga milik DRL, untuk menyampaikan permintaan maaf ke publik atas konten yang kamu buat," tegas Doktif dalam konten yang ia unggah, Senin (20/1/2025).

Baca Juga: Ulasan Novel Pembangun Jiwa, Kemarau di Sedanau

Jika permintaan Doktif tak diindahkan, ia akan melaporkan EA ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran.

Jawaban Sesama Dokter soal Bopeng Akibat Covid-19

Tak sedikit juga pihak yang membela Dokter Detektif yang memiliki pengalaman penuh perjuangan saat merawat pasien Covid-19.

Dokter sekaligus influencer Ayman Alatas menyayangkan Dokter EA tak memberikan simpati kepada sesama tenaga kesehatan atau nakes.

"Harusnya (Dokter EA) paham bagaimana tenaga kesehatan di saat Covid bekerja (keras) banget," ujar Ayman Alatas dalam kontennya, dikutip Senin (20/1/2025).

Dokter Ayman menjelaskan bagaimana pengorbanan para tenaga kesehatan terutama dokter residen yang harus memberikan tes swab kepada masyarakat yang berjumlah ratusan.

Mereka juga harus menggunakan masker jenis tertentu yang membuat wajah pengap dan lembab.

"Harusnya paham gimana kan? Pakai masker jenis apa. Masker jenis KN-95. Tahu gimana rasanya pakai masker ini yang dilapisi lagi terus (harusnya bisa ngerasain) gimana lembapnya kondisi wajah setelah itu," lanjut keluh Dokter Ayman.

Ayman menegaskan bahwa dengan kondisi wajah yang demikian, mudah bagi seorang tenaga kesehatan yang terlibat untuk menderita kulit berjerawat parah.

Terakhir, Ayman juga menyayangkan sikap Dokter EA yang tak ingat bagaimana risiko yang dihadapi para nakes kala itu.

Kontributor : Armand Ilham