Suara.com - Aktor senior Tio Pakusadewo mengaku belajar mengaji dari seorang narapidana teroris yang bernama Ali Imron. Dia merupakan merupakan salah satu pelaku bom Bali yang divonis penjara seumur hidup.
"Betul, Ali Imron adalah salah satu guru ngaji saya. Dia yang mengajarkan saya kembali mengenal huruf-huruf Al-Quran, tajwid, dan tanda bacanya. Dalam tiga kali pertemuan, saya bisa kembali mengingat semuanya," ujar Tio Pakusadewo dalam sebuah wawancara dengan awak media, dikutip Selasa (10/2/2025).
Aktor berusia 60 tahun itu mengungkapkan alasan di balik kedekatannya dengan Ali Imron. Ia menyebut bahwa sang teroris kerap mengunjungi selnya selama menjalani masa tahanan.
"Kami punya kedekatan, dia sering datang ke sel saya. Bedanya, dia ahli bom, saya ahli bong," katanya bercanda.
Menurut Tio Pakusadewo, metode yang digunakan Ali Imron dalam mengajarkan Al-Quran sangat mudah dipahami. Dia mengaku bisa dengan cepat mengingat huruf-huruf hijaiyah berkat metode tersebut.
"Dia mengajarkan cara mengenali huruf hanya dengan melihat bentuknya, lalu mendengar suaranya. Jadi tanpa perlu menghafal secara konvensional, saya langsung bisa memahami," jelasnya.
Setelah perjalanan spiritualnya di dalam tahanan, Tio Pakusadewo mendapat kepercayaan sebagai Duta Al-Quran oleh Masjid Istiqlal pada tahun lalu. Ia menyebut hal itu sebagai kejutan besar dalam hidupnya.
"Saya tidak menyangka. Ada seseorang yang menawarkan saya menjadi Duta Al-Quran setelah saya terlibat dalam Para Pencari Tuhan. Saya anggap ini sebagai hidayah," tutupnya.
Pelaku Bom Bali I yang Terhindar dari Hukuman Mati
Ali Imron merupakan salah satu pelaku utama Bom Bali I. Dia menjalani hukuman penjara seumur hidup. Berbeda dengan kakaknya, Amrozi dan Ali Ghufron alias Mukhlas yang dihukum mati, Ali Imron lolos dari eksekusi karena menunjukkan penyesalan dan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Peran Ali Imron dalam Bom Bali I sangat signifikan. Ia bertindak sebagai koordinator lapangan, perakit bom, melakukan survei lokasi, dan mengendarai mobil berisi bom yang meledak di Paddy's Cafe pada 12 Oktober 2002.
Setelah penangkapan pada 13 Januari 2003 di Pulau Brukang, Samarinda, Kalimantan Timur, Ali Imron mengakui kepemilikan senjata yang ditemukan di hutan Dadapan, Solokuro, Lamongan.
Pada 18 September 2003, majelis hakim Pengadilan Negeri Denpasar menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada Ali Imron, lebih berat dari tuntutan jaksa yang menginginkan 20 tahun penjara.
Penyesalan dan perannya sebagai justice collaborator membuatnya terhindar dari hukuman mati. Berkat informasi dari Ali Imron, aparat berhasil menangkap sejumlah tersangka terorisme lainnya, menghancurkan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Saat ini, Ali Imron ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya, setelah sebelumnya ditempatkan di Lapas Cipinang. Selama 19 tahun di penjara, ia aktif dalam program deradikalisasi sebagai bentuk penyesalan atas aksinya.
Sebagai mantan jihadis di Afghanistan, Filipina, Ambon, dan Poso, Ali Imron menyadari bahwa aksinya dalam Bom Bali I telah menginspirasi berbagai tindakan terorisme lainnya.
Ali Imron mengungkapkan bahwa para pelaku Bom Bali I merupakan alumni Akademi Militer Mujahidin Afghanistan, sebuah gerakan yang dulunya melawan komunisme yang didukung Rusia antara 1948 hingga 1996. Ia menyebut bahwa Bom Bali I bukanlah program resmi JI, melainkan inisiatif dari dirinya, Mukhlas, dan Hambali.
Perencanaan serangan ini dimulai pada pertengahan Agustus 2002, dengan target wisatawan asing di Bali sebagai balasan atas serangan Amerika Serikat ke Afghanistan pasca runtuhnya gedung WTC pada 11 September 2001.
Berita Terkait
-
Momen Pertama Rendy Kjaernett Kerja Bareng Tio Pakusadewo: Ditusuk Jarum Hingga Ditampar
-
Bom Hotel di Filipina, Penjara Seumur Hidup: Ibu di Jawa Tengah Merana Minta Anaknya Dipulangkan
-
Totalitas Maudy Koesnadi Jadi Caregiver, Bawa Kisah Pribadinya ke Film Agape The Unconditional Love
-
Review Film Arti Cinta: Kisah Cinta yang Bikin Hati Remuk Redam!
-
Tayang 10 Juli, Film Hotel Sakura Angkat Kisah Nyata Hotel Seram di Semarang
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif
-
Profil Jeon Hye Bin: Artis Korea Kemalingan di Bali, Rugi Ratusan Juta
-
Dari Posyandu Hingga Maggot: Kisah Inspiratif Gerakan Masyarakat Ciptakan Lingkungan Sehat
-
Nagita Slavina Makan Cokelat Louis Vuitton, Harganya Fantastis tapi Tetap Dibagi-bagi
-
Siapa Irfan Ghafur? Trending usai Bikin Video 10 Menit bareng Ariel Tatum
-
Aceh Mati Listrik 3 Hari: Bisakah Warga Menuntut Ganti Rugi?
-
MDIS Ranking Universitas Berapa di Dunia? Diklaim Jadi Kampus Wapres Gibran
-
Apa Itu Golden Time Penyelamatan? Ramai DIbahas dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny
-
Promo Superindo Hari Ini: Panduan Lengkap Belanja Hemat 3-5 Oktober 2025
-
Mantan Pacar Hokky Caraka Siapa Saja? Jessica Rosmaureena Bongkar Chat Tak Pantas sang Pesepak Bola