Suara.com - Sampah organik masih menjadi satu permasalahan di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa pada 2024, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar sampah nasional, mencapai 54,58 persen dari total produksi.
Dari jumlah tersebut, 39,94 persen merupakan sampah organik yang sebagian besar berasal dari sisa makanan. Kondisi ini yang membuat Garudafood menginisiasi program biokonversi maggot di Depok sebagai solusi pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan.
Program ini bertujuan mengurangi timbunan sampah rumah tangga sekaligus menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat melalui ekonomi sirkular.
"Tahun lalu, kami berhasil mengolah 35 ton sampah organik menjadi 3 ton maggot," ujar Dian Astriana, Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood.
Ia menjelaskan bahwa maggot dari larva Black Soldier Fly (BSF) memiliki banyak manfaat, termasuk mengurai sampah organik menjadi kompos serta bernilai ekonomis tinggi sebagai pakan ternak dan ikan.
Program ini resmi diluncurkan pada Hari Peduli Sampah Nasional 2025, melibatkan 30 peserta dari enam kelurahan di Depok, dan diresmikan oleh Lurah Jatijajar, Mujahidin. Ia menyambut baik inisiatif ini karena sejalan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong ketahanan lingkungan.
Hingga kini, mereka telah memberikan dukungan berupa bibit maggot, media budi daya, serta pendampingan teknis intensif. Selain sebagai pakan ternak dan ikan, maggot juga dapat diolah menjadi pupuk kasgot untuk pertanian, lilin aromaterapi berbahan minyak maggot, serta maggot kering untuk pakan ikan hias.
Budi daya maggot terbukti mampu menghemat biaya pakan ternak hingga 50 persen, meningkatkan warna ikan hias, mempercepat pertumbuhan ikan lele, serta memperbaiki kualitas tanah pertanian. Selain itu, program ini membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), sekaligus mendorong praktik ramah lingkungan berbasis masyarakat.
Dengan berbagai manfaatnya, biokonversi maggot menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan sampah organik serta upaya nyata dalam membangun ekonomi sirkular yang berkelanjutan.
Baca Juga: GMP Ajak Pemuda Bandung Kelola Sampah dengan Maggot
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Rekam Jejak Niluh Djelantik, Anggota DPD Bali 'Kawal' Pembongkaran Tembok di Kawasan GWK
-
4 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik untuk Lansia, Nggak Bikin Lecet dan Nyeri
-
Tak Cuma Hamburger, Ini 10 Menu Kuliner Amerika Serikat Populer yang Menarik Dicoba
-
Rayyanza Malik Ahmad Sekolah di Mana? Sudah Pandai Mengaji Al-Fatihah
-
5 Rekomendasi Moisturizer untuk Orang Tua: Kulit Jadi Lembap, Sehat, dan Awet Muda
-
4 Cara Membedakan Sepatu New Balance 2002R Ori vs KW, Segini Harga Aslinya
-
Peta Digital Buatan Anak Bangsa Raih Pengakuan Global di Asia Pasifik, Ini Kata Sosok di Baliknya
-
4 Rekomendasi Bat Ping Pong Murah Mulai 80 Ribu per Oktober 2025
-
Pinkan Mambo Sewa Tempat Tinggal di Kawasan Elite, Ngaku Terinspirasi Atta Halilintar
-
5 Zodiak Paling Beruntung Awal Oktober: Cancer, Pisces, Scorpio, Aquarius, dan Libra