Suara.com - Tradisi halal bihalal setelah Lebaran Idul Fitri merupakan bagian penting dari kebudayaan masyarakat Muslim Indonesia. Tradisi itu pun terawat sampai di Lebaran 2025 ini.
Di Indonesia, perayaan ini umumnya dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga atau organisasi. Namun, di balik tradisi ini ada sebuah terobosan besar yang dilakukan oleh organisasi Islam, Muhammadiyah, yang menjadi pelopor modernisasi halal bihalal dengan memanfaatkan media massa.
Mengutip ulasan website Muhammadiyah, Anggota Majelis Pustaka Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ghifari Yuristiadhi mengatakan bahwa perayaan halal bihalal modern pertama kali dipopulerkan lewat Suara Muhammadiyah pada tahun 1924.
Saat itu, tradisi ini tidak hanya dilakukan melalui pertemuan fisik, tetapi juga melalui media, sebuah langkah maju dalam menyebarkan salam dan silaturahmi.
Suara Muhammadiyah, sebagai media Islam tertua di Indonesia, menjadi sarana penting dalam memperkenalkan cara baru umat Muslim menyampaikan ucapan halal bihalal.
Sejak saat itu, Muhammadiyah telah menjadi pelopor dalam mengembangkan cara modern untuk merayakan halal bihalal, memperkenalkan platform media massa modern di Indonesia.
Dalam konteks sejarah awal abad ke-20, majalah merupakan media yang sangat modern dan cukup jarang diakses oleh banyak orang di masa kolonial.
Hal ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah terus memperkenalkan modernitas dalam setiap langkahnya, baik dalam pendidikan maupun dalam penyebaran tradisi keagamaan.
Menurut Ghifari, tradisi halal bihalal ini merupakan bagian dari warisan Nusantara, khususnya dari Jawa, meskipun kini telah menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Pada tahun 1924, Suara Muhammadiyah tidak hanya mengedepankan media sebagai alat komunikasi, tetapi juga memperkenalkan brosur Lebaran yang menjadi simbol kemajuan dalam cara silaturahmi umat Islam. Ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah tidak hanya memajukan aspek religius, tetapi juga literasi dan pendidikan melalui penyebaran informasi yang lebih luas.
Kini, tradisi halal bihalal yang digagas Muhammadiyah tidak hanya berkembang di Jawa, tetapi telah diterima dan dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Kontribusi Muhammadiyah terhadap modernisasi tradisi ini sangat terasa, menjadikannya sebagai contoh nyata bagaimana sebuah organisasi bisa mengubah cara masyarakat merayakan Idulfitri dengan sentuhan modernitas.
Sejarah dan Makna Tradisi Halal Bihalal
Meski terdengar seperti berasal dari bahasa Arab, tradisi Halal Bihalal sejatinya merupakan warisan asli Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain.
Istilah halal bihalal justru merupakan serapan dari bahasa Indonesia. Secara harfiah, halal bihalal berasal dari kata ‘halal’ yang berarti diperbolehkan, dengan tambahan ‘bi’ yang artinya dengan, diikuti lagi dengan ‘halal’.
Tag
Berita Terkait
-
Awal Puasa Ramadan 2026, Muhammadiyah dan Pemerintah Sama atau Beda?
-
Ramadan 2026 Berapa Minggu Lagi? Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 18 Februari
-
Muhammadiyah Update Penetapan Ramadhan dan Idul Fitri 2026: Ada Koreksi Terbaru
-
Ngeri Tragedi 98 Terulang, Pemuda Lintas Iman 'Turun Gunung', Tuntut DPR Pecat Anggota Provokator!
-
Presiden Prabowo Kumpulkan 16 Ormas Islam di Tengah Suasana Memanas, Bahas Apa?
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW
-
6 Parfum Aroma Bunga Segar yang Tahan Lama dan Cocok untuk Aktivitas Harian, Mana Pilihanmu?
-
Viral Olahraga Kombinasi Pilates dan Padel ala Warga Jaksel, Tuai Pro Kontra