Suara.com - Proses pemakaman Paus Fransiskus menjadi simbol kesederhanaan yang terakhir bagi sosok pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut.
Adapun hingga akhir hayatnya, Paus Fransiskus mengajarkan kesederhanaan dan sikap rendah hati kendati ia memegang pimpinan tertinggi dalam Gereja Katolik dengan miliaran jemaat di penjuru bumi.
Pemakaman Paus Fransiksus yang digelar di Vatikan, Jumat (25/4/2025) waktu setempat atau Sabtu (26/4/2025) waktu Indonesia Barat berlangsung dengan penuh khidmat.
Sang Paus juga telah berwasiat sebelum meninggal bahwa ia ingin mengubah stigma dan citra pemakaman seorang Paus yang sebelumnya penuh dengan kemegahan.
Paus Fransiskus sempat mengubah beberapa unsur dalam tata laksana pemakaman Paus jauh sebelum ia meninggal agar kala ia berpulang, Gereja Katolik tak perlu menghambur-hamburkan harta demi mengantarkan Paus ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Melalui perubahan tersebut, pemakaman Paus Fransiksus terbilang jauh lebih sederhana ketimbang para pendahulunya.
Lantas, seperti apa kesederhanaan pemakaman Paus Fransiskus?
Potret kesederhanaan Paus Fransiskus semasa hidup
Sebelum melihat kesederhanaan Paus Fransiksus saat diantar ke tempat peristirahatan terakhirnya, baiknya melihat bagaimana sosok petinggi Gereja Katolik ini hidup dengan penuh sikap rendah hati.
Paus Fransiksus sebagai seorang pemimpin Gereja Katolik memang terkenal jauh dari kekayaan.
Baca Juga: Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Arwah untuk Paus Fransiskus
Sebagai seorang tokoh Yesuit, Paus Fransiskus telah mengambil sumpah atau kaul kemiskinan. Ia menolak berbagai hal yang berbau mewah, seperti dalam berpakaian.
Berbeda dengan Paus sebelumnya, Paus Fransiskus hanya mengenakan baju imam putih sederhana dan jam tangan yang harganya terjangkau.
Paus Fransiskus juga menolak mengenakan sepatu sutra yang biasa dipakai oleh Paus sebelumnya.
Dobrak megahnya upacara pemakaman Paus
Wafatnya sang Paus juga dipenuhi dengan kesederhanaan.
Kala dibandingkan dengan pemakaman Paus sebelumnya, pemakaman Paus Fransiskus terbilang lebih sederhana dan berusaha untuk tak menghabiskan kekayaan gereja dalam jumlah besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
5 Eye Cream untuk Mengurangi Mata Panda, Cocok Bagi yang Sering Begadang
-
5 Rekomendasi Serum Antioksidan untuk Lindungi Kulit dari Polusi Bagi Warga Kota Besar
-
5 Rekomendasi Hotel Terbaik di Medan, Lokasi Strategis dan Punya Fasilitas Lengkap
-
Harga Makin Kompetitif Saat Promo 11.11! Ini 3 Rekomendasi Hotel di Yogyakarta Paling Populer
-
7 Rekomendasi Concealer untuk Menutupi Flek Hitam, Wajah Auto Flawless
-
Mengenang Marsinah, Terima Gelar Pahlawan Nasional dan Kematiannya yang Belum Tuntas
-
Profil dan Keturunan Nessie Judge, Youtuber Minta Maaf Usai Pro Kontra Junko Furuta
-
Studi: Kesiapan SDM dan Lingkungan Jadi Kunci Sukses Transformasi Digital
-
Jam Tangan Apakah Bisa Digadaikan di Pegadaian? Cek Syarat dan Ketentuannya
-
Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Terima Gelar Pahlawan Nasional Bebarengan dengan Soeharto