Suara.com - Persepsi masyarakat terhadap status sosial terus berubah seiring berjalannya waktu. Terbukti, gaya hidup yang dulu dianggap murahan dan rendahan, sekarang justru menjadi simbol kekayaan dan kemewahan.
Beberapa keterbatasan ekonomi di masa lalu mulai bertransformasi menjadi status kelas atas. Apa saja gaya hidup yang dulu dianggap rendahan, tetapi sekarang menjadi simbol orang kaya?
1. Mengendarai mobil tua
Dulu, mengendarai mobil tua dianggap sebagai tanda ketidakmampuan membeli yang baru. Kini, banyak orang kaya memilih mempertahankan mobil lama yang terawat.
Pemakaian mobil tua menjadi simbol kepraktisan dan ketidakterikatan pada kemewahan yang mencolok. Hal ini menunjukkan kemandirian finansial dan keputusan yang bijak dalam pengelolaan aset.
2. Memakai pakaian yang sama berulang kali
Menggunakan pakaian yang sama berulang kali dulu dianggap sebagai keterpaksaan. Sekarang, terutama dengan pakaian desainer, hal ini dipandang sebagai tindakan berkelanjutan dan berkelas.
Tokoh publik seperti Kate Middleton dan Mark Zuckerberg dikenal karena pilihan mereka yang konsisten dalam berpakaian, termasuk memakai pakaian yang sama berulang-ulanh kali. Hal ini menandakan penolakan mereka terhadap konsumsi berlebihan.
3. Menjemur pakaian di luar
Baca Juga: Jam Tangan & Karier: Bagaimana Gaya Minimalis Bisa Mendongkrak Citra Profesional Anda
Menjemur pakaian di luar rumah dulu dikaitkan dengan ketidakmampuan membeli mesin pengering. Kini, ini dianggap sebagai langkah hidup ramah lingkungan yang mengurangi konsumsi energi dan memperpanjang usia pakaian.
Di komunitas yang sadar lingkungan, praktik menjemur pakaian di luar menjadi bagian dari gaya hidup berkelanjutan. Dengan tidak menggunakan listrik, maka kamu sudah membantu mengurangi jejak karbon.
4. Berbelanja di pasar tradisional
Berbelanja di pasar tradisional dulu dianggap sebagai pilihan karena keterbatasan dana, serta tidak mampu belanja di supermarket. Saat ini, banyak orang berpenghasilan tinggi memilih pasar tradisional untuk mendapatkan produk segar, lokal, dan organik.
Makanan organik yang bersumber dari petani lokal sering kali lebih mahal. Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak rumah tangga berpendapatan tinggi yang mengunjungi pasar. Perubahan ini mencerminkan kesadaran akan kesehatan dan dukungan terhadap ekonomi lokal.
5. Memelihara ayam atau memiliki kebun
Berita Terkait
-
Jam Tangan & Karier: Bagaimana Gaya Minimalis Bisa Mendongkrak Citra Profesional Anda
-
4 Sumber Kekayaan Hailey Bieber yang Kena Penyakit Kista
-
Berapa Gaji Paus Fransiskus? Semuanya untuk Amal, Tinggalkan Kekayaan Sederhana Rp1,6 Juta
-
Jadi Saksi Kasus Perampokan, Kim Kadarshian Punya Harta Rp 28 Triliun
-
Gaya Hidup Sehat Sejak Dini, Dimulai dari Pola Makan Bergizi Seimbang
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gandeng Kreator Konten: Setiap Pembelian Sepatu Kini Donasi Rp50 Ribu untuk Buku Anak di Lombok
-
7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
-
Bukan Cuma Teori, Ini Cara Kampus Menyiapkan Mahasiswa Masuk Dunia Kerja
-
5 Sunscreen yang Bikin Makeup Makin Flawless dan Nempel Seharian, Mulai Rp30 Ribuan!
-
ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade, Hadirkan Pameran Seni Reuni 60 Seniman
-
11 Oleh-Oleh Khas Malang yang Unik dan Lezat, Bukan Cuma Keripik Apel
-
7 Rekomendasi Lipstik dengan Kandungan SPF 30, Bikin Bibir Lembap dan Berwarna
-
7 Basic Skincare Anti Aging Usia 40 Tahun ke Atas, Stop Flek Hitam dan Kulit Kendur
-
5 Rekomendasi Body Lotion dengan Kandungan Niacinamide, Ampuh Mencerahkan Kulit Kusam
-
7 Sepatu Recovery Run Lokal yang Nyaman, Kualitas Dunia Bebas Lari Tanpa Pegal!