Suara.com - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mengharuskan banyak industri bertransformasi, termasuk industri pariwisata. Sehingga mahasiswa perhotelan atau hospitality harus berfokus pada pariwisata berkelanjutan, apa itu?
Fakta ini diungkap Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc saat meresmikan HOSPITOUR di Jakarta beberapa waktu lalu. Ia mengatakan industri pariwisata global yang berubah karena AI ini bisa juga menciptakan peluang baru bagi generasi muda.
"Transformasi digital dan teknologi seperti AI akan membawa perubahan besar dalam dunia pariwisata. Karena itu, kami ingin membekali generasi muda agar mampu beradaptasi, berinovasi, dan menciptakan pariwisata yang relevan hingga tahun 2045,” ujar Jonathan melalui keterangan yang diterima Suara.com, Kamis (8/5/2025).
Perubahan drastis karena AI inilah yang menurut Dekan FHospar UPH, Prof. Dr. Diena M. Lemy harus diimbangi dengan adanya kolaborasi dan memanfaatkan teknologi dengan benar, tujuannya agar industri pariwisata di Indonesia berkelanjutan.
Organisasi Pariwisata Dunia atau UNWTO menjelaskan pariwisata berkelanjutan yaitu kegiatan wisata yang mempertimbangkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini hingga masa depan. Pariwisata berkelanjutan juga harus bisa memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, hingga masyarakat di sekitar destinasi.
Ada 3 hal penting dalam pariwisata berkelanjutan. Pertama lingkungan, seperti memakai energi terbarukan, pengelolaan limbah dan konservasi sumber daya alam.
Kedua sosial budaya, seperti melestarikan budaya dan tradisi lokal serta membuat masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata.
Ketiga ekonomi, berupa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha. Poin ini juga meliputi dukungan terhadap produk dan jasa lokal untuk memastikan manfaat ekonomi tersebar merata.
Ketiga unsur ini harus bisa dipenuhi untuk bisa disebut sebagai pariwisata berkelanjutan.
Baca Juga: AI Masuk ke Kurikulum, Peluang atau Masalah?
Ini karena tujuannya agar dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan dan budaya lokal bisa dikurangi. Lalu kualitas hidup di sekitar destinasi wisata jadi meningkat, tapi juga pengalaman unik yang didapat wisatawan lebih bermakna, hingga akhirnya industri pariwisata tetap berputar terus menerus.
Beberapa contoh konsep pariwisata berkelanjutan di Indonesia yaitu destinasi berbasis komunitas dengan melibatkan masyarakat lokal seperti Desa Wisata Nglanggeran Gunung Kidul, Taman Nasional Komodo berupa ekowisata untuk melindungi komodo, dan Kampung Bantar Bogor yakni mengubah kawasan kumuh menjadi desa wisata berbasis lingkungan.
Inilah sebabnya Prof. Diena menggelar HOSPITOUR 2025 dengan tema Connect yaitu Creating Opportunities for Nurturing Tourism through Engagement of Community and Technology. Harapannya industri pariwisata lebih inklusif bagi semua pihak dan generasi muda di bidang hospitality bisa lebih adaptif.
"Kami berharap HOSPITOUR menjadi ruang kolaboratif bagi akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam membangun pariwisata yang inklusif dan adaptif,” ungkap Prof. Diena.
Kegiatan ini rampung digelar pada 14 hingga 16 April 2025 lalu, di mana di dalamnya terdapat 23 kategori kompetisi yang terbuka bagi siswa, mahasiswa, hingga dosen.
Beberapa kategori yang dipertandingkan untuk menambah kemampuan generasi muda di bidang pariwisata yakni meliputi kitchen competition, latte art competition, guiding competition, tour package competition, solo vocal, dan travel review competition.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Pameran Rempah di Buleleng Resmi Dibuka, Kenalkan Kekayaan Lokal dan Budaya
-
Pesta Inovasi, Kompetisi Kuliner, dan Kopi Dunia Bertemu di Jakarta
-
Ribka Tjiptaning Anak Siapa? Berani Melawan Stigma, Kini Dipolisikan karena Kritik Rezim Orba
-
Ribka Tjiptaning dari Partai Apa? Dipolisikan Buntut Ucapannya Soal Soeharto
-
Viral Cium Anak Kecil, Gus Elham Yahya dari Pondok Pesantren Mana?
-
5 Parfum Lokal dengan Wangi Clean: Segar seperti Habis Mandi, Cocok buat Pekerja Kantoran
-
Saat Belanja Jadi Pengalaman, Lemomo Tawarkan Konsep Partisipatif
-
5 Sepatu Mirip Adidas Samba Harga Rp100 Ribuan untuk Jalan Kaki Santai
-
Gus Elham Yahya Keturunan Mana? Dikecam Usai Viral Cium Anak Kecil di Acara Dakwah
-
6 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 13 November 2025: Siap-siap Panen Cinta dan Rezeki!