-
Pada Kamis (13/11/2025), Rupiah dibuka di Rp 16.735 per dolar AS, turun 0,12% dari hari sebelumnya.
-
Rupiah tercatat sebagai mata uang paling lemah di Asia pada perdagangan hari itu.
-
Sejumlah mata uang Asia lain seperti Peso Filipina dan Yen Jepang justru menguat terhadap dolar AS
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Kamis (13/11/2025) dibuka di level Rp 16.735 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini membuat rupiah melemah 0,12 persen dibanding penutupan pada Rabu yang berada di level Rp 16.717 per Dolar AS. Hal ini membuat Rupiah paling lemah se-Asia.
Disusul Dolar Taiwan yang melemah 0,09 persen, Baht Thailand melemah 0,07 persen, Won Korea melemah 0,01 persen, Yuan China melemah 0,01 persen.
Sedangkan, Peso Filipina menguat 0,06 persen, Yen Jepang menguat 0,03 persen, Ringgit Malaysia menguat 0,03 persen dan Dolar Hong Kong menguat 0,02 persen terhadap Dolar AS.
Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik.
Salah satunya, keraguan atas rencana Federal Reserve untuk memangkas suku bunga lebih lanjut juga membebani emas, karena dolar menemukan pijakannya di perdagangan Asia.
"Pasar juga mencermati pemeriksaan Mahkamah Agung atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump, meskipun putusan tampaknya tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat," katanya.
Selain itu, DPR AS akan melakukan pemungutan suara untuk mengakhiri penutupan pemerintah setelah Senat AS menyetujui langkah yang bertujuan untuk membuka pengeluaran pemerintah dan mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah ada.
Baca Juga: Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
"RUU tersebut sekarang akan dibawa ke DPR untuk persetujuan lebih lanjut, dengan badan yang dikendalikan Partai Republik tersebut telah mengisyaratkan akan menyetujui RUU tersebut pada hari Rabu," bebernya.
Sedangkan dari sisi internal dipengaruhi oleh Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,33 persen pada 2026.
Proyeksi tersebut di bawah target yang telah ditetapkan pemerintah dan DPR yaitu sebesar 5,4 persen.
Prakiraan pertumbuhan 5,33 persen pada tahun depan itu berdasarkan perkembangan ekonomi global maupun domestik.
"Proyeksi tersebut di bawah target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 5,4 persen. Target pemerintah juga realistis, namun tergantung kecepatan realisasi belanja stimulasi fiskal ke depan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Bank Indonesia Siaga Jaga Rupiah, Pelemahan Bersifat Temporer
-
Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan
-
Rupiah Akhirnya Perkasa Hari Ini Setelah 3 Hari Meloyo
-
Rupiah Menguat, Didukung Ekonomi Tumbuh 5,04% dan Sentimen Positif Pasar Global
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Purbaya Kaget Dengar Curhat TNI, Mesti Utang demi Perbaiki Infrastruktur Terdampak Bencana
-
Finex and doctorSHARE Dukung Akses Kesehatan di Wilayah Kepulauan
-
Pertamina Gelontorkan 280 Ribu BBM untuk Operasional Genset di Aceh
-
Rupiah Konsisten Menguat, Dolar AS Loyo ke Level Rp16.773
-
Industri Tembakau Tolak Kemasan Rokok Polos, Dinilai Rugikan Usaha dan Pekerja
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Darurat dan Layanan Kesehatan di Wilayah Aceh
-
Emiten DEWA Terdorong Proyek Emas, Segini Target Harga Sahamnya
-
Minat IPO Sepi di 2025, BEI Lapor Hanya Capai 26 Emiten
-
Kejar Tayang: Pemerintah Pastikan 17 Juta KPM Terima BLT Kesra Rp900 Ribu Via Kantor Pos
-
Emiten Perbankan Paling Banyak Setor Dividen di 2025, Capai Rp 80,34 Triliun