Dedi lebih banyak mengusung nilai-nilai pragmatis dan struktural dalam membina masyarakat, termasuk dalam mendidik anak-anak yang dianggap “bermasalah”.
Dedi menyelesaikan pendidikannya dari tingkat dasar hingga menengah di kota kelahirannya, Subang. Kemudian, ia melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman, Purwakarta, dan meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1999.
Selain pendidikannya, ia juga aktif dalam organisasi, menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Purwakarta selama masa kuliahnya. Pendidikan pascasarjana Dedi Mulyadi ia tempuh di Universitas Widyatama, Kota Bandung, di mana ia berhasil menyelesaikan program magister.
Saat ini, Kang Dedi sedang menempuh pendidikan S3 (doktoral) di Universitas Padjadjaran, Bandung, sebagai bagian dari komitmennya untuk terus memperdalam ilmu dan kontribusi terhadap dunia pendidikan serta kebijakan publik.
Kritik Verrell Terhadap Kebijakan Dedi Mulyadi
Kritik Verrell muncul setelah viralnya video Dedi Mulyadi yang “menangkap” sekelompok remaja yang kedapatan nongkrong hingga larut malam. Para remaja itu kemudian “dihukum” dengan dikirim ke barak untuk dibina.
Verrell menyebut bahwa pendekatan semacam itu bisa berdampak pada kesehatan mental anak-anak, apalagi jika tidak didampingi tenaga profesional seperti psikolog atau pekerja sosial.
"Anak-anak nakal itu bukan untuk dihukum atau dipermalukan. Mereka perlu dipahami, didengar, dan dibina dengan pendekatan yang manusiawi," ujar Verrell lewat akun media sosialnya.
Komentar ini langsung menuai pro dan kontra. Banyak yang mendukung Verrell, terutama kalangan urban yang setuju bahwa anak-anak harus diperlakukan sebagai individu yang sedang tumbuh, bukan pelaku kriminal.
Baca Juga: Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, Dedi Mulyadi: Semoga Amal Ibadah Korban Diterima
Di sisi lain, pendukung Dedi menilai bahwa tindakan tegas dibutuhkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial untuk mengarahkan anak-anak agar tidak salah jalan.
Perbedaan pandangan ini menjadi semakin menarik bila melihat akar pendidikan masing-masing. Verrell yang tumbuh dalam budaya pendidikan Barat cenderung mengedepankan pendekatan restoratif – sebuah metode yang lebih fokus pada perbaikan perilaku melalui empati, dialog, dan reintegrasi sosial.
Sedangkan Dedi yang dibentuk oleh nilai-nilai lokal dan sistem pendidikan konvensional Indonesia, lebih menekankan pada nilai disiplin, tanggung jawab, dan hukuman sebagai pembelajaran.
"Kalau mereka tidak ditindak, mereka akan menjadi beban sosial. Kami tidak memukuli, tidak menyakiti, hanya memberi pembinaan secara tegas," ujar Dedi Mulyadi dalam salah satu video klarifikasinya.
Debat antara Verrell dan Dedi mencerminkan perbedaan paradigma dalam mendidik generasi muda – apakah dengan pendekatan empatik dan psikologis, atau dengan pendekatan struktural dan tegas.
Berita Terkait
-
Apa Kegiatan Siswa di Barak Militer Kang Dedi Mulyadi? Viral Diklaim Bisa Bikin Jera
-
Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, Dedi Mulyadi: Semoga Amal Ibadah Korban Diterima
-
Dedi Mulyadi Sampaikan Duka Cita untuk Korban Ledakan di Garut: Semoga Diterima Seluruh Keimanannya
-
Wakil Ketua DPRD Jakarta Puji Dedi Mulyadi, Pramono Anung Punya Gaya Sendiri
-
Fuji Sakit Apa? Jalani Terapi Pemulihan, Verrell Bramasta Setia Dampingi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
5 Rekomendasi Sepatu Adidas Casual Super Nyaman, Cocok Buat Nongki Bareng Teman
-
7 Rekomendasi Sepatu Gym Wanita Terbaik, Modal Rp300 Ribuan Kaki Bebas Cedera
-
Apa Itu Mimetic Violence? Istilah Baru dari Kasus Ledakan SMAN 72 yang Sangat Berbahaya
-
5 Pilihan Parfum Mirip Baccarat di Alfamart yang Tahan Lama, Harga Murah Meriah
-
5 Sepatu Loafers Wanita Terbaik Harga Terjangkau, Cocok Dipakai Kuliah dan Kerja
-
Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
-
5 Parfum dengan Aroma Minuman, Mulai dari Teh Melati hingga Mocktail Segar
-
Pakai Bedak Waterproof? Begini Cara Menghapusnya biar Wudhu dan Ibadah Tetap Sah
-
Tanggal Merah 2026 Hari Apa Saja? Ini Daftar dan Link Download Kalender Lengkapnya
-
Azarine x Sanrio Series, Kolaborasi Make-Up Ter-cute Tahun Ini!