Suara.com - Di tengah kerasnya persaingan dunia kerja, satu realita yang kerap luput dari perhatian adalah diskriminasi usia. Banyak lansia yang masih sehat, bersemangat, dan memiliki pengalaman kerja mumpuni, terpaksa menepi karena dianggap tak lagi produktif.
Padahal, kemampuan tak selalu diukur dari angka usia. Namun sayangnya, stigma “tua berarti usang” masih hidup di banyak ruang profesional, membuat para lansia kehilangan kesempatan untuk terus berkarya.
Di tengah situasi tersebut, secercah harapan hadir dari sebuah inisiatif yang berbeda arah. Sebuah perusahaan di Indonesia justru tampil berani melawan arus, dengan mengusung program ‘Lansia Aktif’, sebuah gerakan yang memberi ruang bagi para pekerja senior untuk kembali menunjukkan kontribusi dan kemampuan terbaik mereka.
Di tengah masih kuatnya stigma bahwa usia lanjut merupakan akhir dari dunia kerja, Boga Group justru membalikkan narasi tersebut dengan program “Lansia Aktif”.
Program ini menjadi bentuk nyata perlawanan terhadap diskriminasi usia, yang kerap membuat para lansia kehilangan kesempatan untuk terus berkarya.
Program yang sudah digagas sejak tahun lalu ini memberikan ruang bagi lansia untuk kembali aktif berkontribusi di dunia kerja, terutama di sektor kuliner.
“Kami memulai program ini dengan keyakinan bahwa semangat, pengalaman, dan keinginan untuk terus berkarya tidak seharusnya dibatasi oleh usia. Banyak dari mereka yang masih ingin mandiri dan memberi makna bagi lingkungan sekitarnya, dan kami ingin menjadi ruang yang memungkinkan hal itu terjadi," ujar Kusnadi Rahardja, Presiden Direktur Boga Group pada momen apresiasi 1 tahun program lansia aktif Boga Group di Jakarta, pada Rabu (21/5/2025).
Meski awalnya hanya sebagai bentuk kontribusi untuk masyarakat luas dan memiliki beberapa keraguan, tetapi dengan feedback dan antusiasme yang meriah dari masyarakat, membuat Boga Group terus mempertahankan program “Lansia Aktif” sebagai salah satu program yang terus aktif hingga saat ini.
Namun, karena saat ini ekonomi global dan Indonesia yang sedang kurang baik, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Boga Group dalam melakukan program ini, seperti kesulitan dalam membuka gerai-gerai lain, sehingga sulit bagi perusahaan untuk menambah lapangan pekerjaan yang banyak bagi para lansia.
Baca Juga: Kabar Baik, Pemerintah Arab Saudi Tahun Ini Tak Batasi Calon Jemaah Haji Lansia
Akan tetapi, Kusnadi mengatakan bahwa program ini akan terus berlanjut ke depannya dan diharapkan Boga Group bisa menjadi sumber inspirasi bagi perusahaan lain untuk bisa membantu para lansia dalam bekerja di usia tua mereka.
Selain itu, ia juga berharap pemerintah mau ikut memberdayakan para lansia yang ingin masih terus bekerja di hari tua mereka.
"Kami berharap program ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk melihat potensi luar biasa yang dimiliki para lansia. Dukungan dari pemerintah, dalam bentuk insentif atau kebijakan afirmatif, tentu akan sangat berarti untuk memastikan keberlanjutan inisiatif seperti ini. Banyak sekali lansia yang butuh tetap aktif, karena itu, semakin banyak kesempatan yang bisa terbuka, akan sangat membantu lansia Indonesia," tuturnya.
Dalam memperingati satu tahun perjalanan program ini, sekaligus menyambut Hari Lansia Nasional pada 29 Mei, diadakan acara apresiasi untuk 45 karyawan lansia yang saat ini tersebar di berbagai merek restoran naungan mereka, termasuk Pepper Lunch, Kimukatsu, Yakiniku Like, dan lainnya.
Tak hanya menjadi bentuk apresiasi bagi pekerja lansia yang sudah bekerja, tetapi juga membuka harapan baru bagi para lansia lain yang ingin tetap mandiri secara finansial dan sosial.
Boga Group akan membuka lima posisi kerja baru khusus bagi lansia, sebagai bentuk komitmen memperluas inklusi sosial di tempat kerja.
Bagi lansia yang ingin bergabung ke dalam program ini, Boga Group menetapkan beberapa kriteria utama, antara lain:
- Usia 60 tahun keatas
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Kondisi fisik yang sehat
- Memiliki semangat kerja dan motivasi untuk tetap aktif
- Bersedia menjalani pelatihan dasar pelayanan atau operasional restoran
Dengan sistem kerja yang fleksibel hanya 4 jam bekerja dan 5 hari bekerja, serta lingkungan yang suportif, perusahaan ingin memastikan bahwa para pekerja lansia merasa nyaman, dihargai, dan diberdayakan secara optimal di tempat kerja.
(Mauri Pertiwi)
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Edit Foto Bareng Pasangan, Obat Rindu untuk Pejuang LDR
-
Terpopuler: Gaji PMO Koperasi Merah Putih hingga Biaya Berobat di Mount Elizabeth
-
Hari Literasi Internasional: Gubernur Jakarta Ajak Anak-Anak Cinta Membaca Sejak Dini
-
Intip 13 Properti Eko Patrio di LHKPN yang Tembus Rp166 M, Pilih Ngontrak usai Rumah Dijarah
-
5 Artis Berobat di Mount Elizabeth Singapura, Ada yang Bayar Rp195 Juta per Malam!
-
Menteri Ekonomi Kreatif: Dukungan Swasta Vital untuk Industri Kreatif Indonesia Go Global!
-
8 Website Edit Foto AI Gratis Selain Gemini, Gak Perlu Repot-Repot Instal Aplikasi
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini untuk Elemen Air: Cancer, Scorpio, dan Pisces
-
Apakah Ada Penebalan Bansos Tahap 3 2025? Ini Keputusan Resminya
-
5 Rekomendasi Sunscreen yang Tidak Luntur saat Berkeringat