Suara.com - Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara tak hanya dikenal sebagai salah satu destinasi diving terbaik di dunia, tetapi juga menjadi kebanggaan Indonesia dalam hal konservasi laut. Sayangnya, di balik pesona terumbu karang dan keanekaragaman hayatinya, kawasan ini menghadapi tantangan serius: pencemaran laut akibat sampah plastik yang terus meningkat.
Di tengah kondisi tersebut, muncul sebuah aksi nyata yang dilakukan langsung di jantung kawasan konservasi. Sebuah gerakan bersih laut digelar di Fukuy Dive Spot, kawasan Taman Laut Bunaken, melibatkan sejumlah pihak mulai dari pegiat lingkungan, influencer, hingga pelaku industri wisata.
Aksi tersebut diprakarsai oleh Bobocabin Bunaken Hills, bagian dari Bobobox, yang tengah meluncurkan paket wisata diving bertajuk The Divers' Retreat. Dalam kegiatan ini, Co-Founder dan President Bobobox, Antonius Bong, bersama tim serta beberapa influencer seperti fotografer bawah laut Maryo Sengkeh, turut serta melakukan snorkeling sambil mengumpulkan sampah.
Menggunakan jaring yang telah disiapkan, para peserta memungut berbagai jenis sampah ringan seperti plastik kresek, potongan tali, sisa kemasan makanan, hingga botol plastik yang mengambang di permukaan laut. Setelah terkumpul, sampah-sampah tersebut dibawa kembali ke kapal untuk dipilah sebelum akhirnya dikelola lebih lanjut di daratan.
Di sela-sela kegiatan, Antonius Bong menyampaikan komitmen Bobobox terhadap keberlanjutan lingkungan.
"Di Bobobox, kami memiliki komitmen terhadap keberlanjutan. Semangat ini juga kami bawa ke dalam setiap pengalaman yang kami tawarkan ke tamu. Aksi yang kami lakukan hari ini adalah bagian kecil dari upaya kami untuk mengajak tamu tidak hanya menikmati keindahan laut, tetapi juga ikut merawat dan melestarikannya," ungkap Anton, dalam keterangannya, Selasa (27/5/2025).
Ekosistem Laut Bunaken dalam Ancaman
Sebagai taman nasional yang diresmikan sejak 1991 dan memiliki luas 89.065 hektare—di mana 97% merupakan wilayah laut—Bunaken menyimpan kekayaan hayati luar biasa, termasuk lebih dari 390 spesies terumbu karang dan sekitar 90 spesies ikan. Namun, sampah laut kini menjadi ancaman yang nyata bagi kelestariannya.
Mikroplastik yang berasal dari sampah terurai dapat diserap oleh polip karang, mengganggu proses fotosintesis alga simbiotik dalam jaringan karang. Kondisi ini dapat menyebabkan pemutihan karang dan bahkan kematian koloni. Selain itu, spesies ikan karang seperti napoleon, kerapu, hingga ikan hias yang menjadi daya tarik utama wisata diving, juga rentan terpapar plastik yang masuk ke rantai makanan.
Baca Juga: Dari Penyu hingga Badak Jawa: Bagaimana Wisata Alam Tanjung Lesung Mendukung Pelestarian
Tren pencemaran laut di perairan Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan garis pantai sepanjang lebih dari 1.700 kilometer, provinsi ini menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang makin kompleks akibat pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
Sampah yang paling banyak ditemukan berupa plastik sekali pakai seperti botol minuman dan kantong plastik. Selain itu, arus laut dan musim barat (Oktober–Maret) turut memperparah situasi dengan membawa sampah dari daratan ke kawasan perairan taman nasional.
Secara nasional, Indonesia menyumbang sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 20% dari jumlah itu masuk ke laut. Dampaknya dirasakan pula di kawasan wisata bahari lain seperti Kepulauan Seribu dan Gili Trawangan, yang kini menghadapi tekanan besar akibat pencemaran.
Namun, ada pula contoh sukses seperti Raja Ampat, Papua Barat, yang berhasil menjaga kebersihan laut melalui sistem konservasi terpadu dan penerapan biaya masuk konservasi bagi wisatawan.
Langkah Ke Depan: Libatkan Wisatawan dalam Aksi Nyata
Gerakan bersih laut ini tidak berhenti sampai di sini. Anton mengungkapkan bahwa Bobobox berencana untuk melibatkan wisatawan secara langsung dalam kegiatan serupa ke depan. “Ke depannya, Bobobox berencana mengajak para tamu yang mengikuti pengalaman diving bersama mereka untuk turut serta dalam aksi bersih laut ini.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Digital Jadi Senjata Utama, Mengubah Cara Anak Muda Memilih Rumah
-
5 Cara Bikin Usaha Kuliner Makin Moncer: Branding Sampai Pengiriman Super Cepat
-
5 Lipstik Transferproof Wardah untuk Berbagai Acara, Tahan Lama Meski Dipakai Seharian
-
Apa yang Harus Dilakukan Bila Terjadi Gempa? Ini Panduan Lengkap agar Tetap Aman
-
5 Sifat Red Flag Zodiak Gemini, Pantes Alyssa Daguise Bersyukur Anaknya Kelak Bukan Gemini!
-
Promo Indomaret 27 November - 10 Desember 2025, Cek Daftar Diskonnya di Sini!
-
5 Pensil Alis Anti Luntur, Ada yang Wudhu Friendly untuk Muslimah
-
Biaya Hidup Melonjak, Mengapa Bantuan Living Cost Penting bagi Mahasiswa di Yogyakarta?
-
Kejutan Kuliner: Siapa yang Menguasai Daftar Restoran Terbaik 2025?
-
5 Body Lotion Saset yang Mencerahkan, Praktis Dibawa Kerja dan Traveling