Lifestyle / Komunitas
Kamis, 27 November 2025 | 18:59 WIB
Ilustrasi - mahasiswa tengah berbincang di tengah aktivitas kampus [Shutterstock]
Baca 10 detik
    • Tekanan ekonomi global membuat banyak mahasiswa Yogyakarta kesulitan memenuhi kebutuhan harian dan membutuhkan literasi finansial yang lebih kuat.
    • Kuliah umum UMY menyoroti pentingnya perencanaan keuangan dan mitigasi risiko, dengan Avrist Assurance menekankan keputusan finansial bijak sejak dini.
    •  Beasiswa Living Cost meringankan beban ekonomi dan mendukung keberlanjutan studi mereka.

Suara.com - Tekanan ekonomi global sepanjang 2025 membuat banyak kelompok harus menyesuaikan diri, termasuk mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga.

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya 2,8–3,2 persen, dan di Indonesia pertumbuhan triwulan I 2025 pun melambat ke 4,87 persen.

Konsumsi rumah tangga turun, biaya hidup naik, sementara kebutuhan mahasiswa semakin kompleks—mulai dari kebutuhan dasar hingga persiapan memasuki dunia kerja.

Di Yogyakarta, kota pelajar terbesar di Indonesia, banyak mahasiswa mengaku kesulitan menutup biaya sehari-hari. Mereka harus membagi waktu antara kuliah, pekerjaan paruh waktu, dan kebutuhan akademik.

Di tengah tekanan tersebut, kemampuan mengelola keuangan menjadi kebutuhan mendesak, meski tidak semua mahasiswa memiliki literasi finansial memadai.

Literasi keuangan bagi mahasiswa. (Dok. Istimewa)

Isu itu menjadi salah satu fokus kuliah umum bertema Peran Asuransi Jiwa dalam Membangun Masa Depan Keuangan Mahasiswa yang Berkelanjutan yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 25 November 2025. Pada sesi tersebut, Direktur Bisnis Avrist Assurance Aldi Rinaldi menekankan pentingnya pemahaman finansial sejak dini.

“Kami ingin memberikan pemahaman yang kuat dan komprehensif bagi para mahasiswa agar mampu mengambil keputusan finansial yang tepat dan bijak, termasuk mengelola risiko masa depan,” ujarnya.

Pada hari yang sama, 230 mahasiswa dari 22 kampus di Yogyakarta menerima bantuan Beasiswa Living Cost. Bantuan diberikan dalam bentuk kebutuhan pokok untuk mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan harian.

Program CSR ini diinisiasi Avrist Assurance bekerja sama dengan UMY dan berbagai lembaga kampus agar penyaluran tepat sasaran.

Baca Juga: Ide Kecil Bisa Jadi Dampak Besar: Cara Mahasiswa Ubah Gagasan Jadi Bisnis Berkelanjutan

Menurut Aldi, dukungan ini bukan hanya bantuan jangka pendek, tetapi investasi sosial bagi keberlanjutan pendidikan.

“Kami percaya setiap mahasiswa punya potensi besar untuk menciptakan perubahan. Dengan dukungan ini, kami berharap mereka dapat fokus pada pengembangan diri dan meraih prestasi,” katanya.

Bagi sebagian mahasiswa, bantuan semacam ini dapat menentukan keberlanjutan studi mereka. Banyak penerima mengaku lebih tenang karena sebagian beban biaya harian berkurang, sehingga mereka bisa kembali fokus belajar.

Load More