Suara.com - Istilah performative male mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial X. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah ini?
Popularitas istilah ini mencuat usai digelarnya ajang Performative Male Contest Jakarta yang mencuri perhatian netizen.
Kompetisi ini bahkan diketahui dimenangkan oleh anak dari penulis ternama, Dee Lestari. Hal ini diungkap salah seorang netizen di X.
"Anak Dee Lestari became the winner of the Performative Male Competition was not on my 2025 bucket list," tulis seorang netizen dalam unggahannya, dikutip Minggu, 3 Agustus 2025.
Namun, perlu diketahui bahwa istilah ini sebenarnya sudah lebih dulu muncul dan dibahas di media sosial sebelum adanya kontes tersebut.
Lantas, apa sebenarnya arti performative male dan mengapa istilah ini bisa menjadi viral?
Dalam studi yang dilakukan oleh Hsing-Yuan Liu, istilah performative masculinity mengacu pada perilaku pria yang dibuat-buat agar tampak maskulin di hadapan publik.
Perilaku ini tidak selalu mencerminkan kepribadian atau kondisi aslinya. Tujuannya semata-mata untuk memenuhi ekspektasi sosial bagaimana seharusnya laki-laki terlihat.
Salah satu wujud nyatanya bisa dilihat dari gaya berpakaian. Banyak pria memilih busana atau tampilan tertentu demi menciptakan kesan kuat, dominan, dan gagah.
Baca Juga: Kibarkan Bendera One Piece Bisa Dipidana? Protes 'Negara Lucu' Gen Z Terancam Bungkam
Namun, di balik penampilan tersebut, tersimpan ketakutan. Tak sedikit pria yang merasa harus tampil sesuai standar maskulinitas agar tidak dianggap lemah atau berbeda.
Hsing-Yuan Liu menyoroti bahwa fenomena ini kini juga marak di media sosial. Dunia digital menjadi ruang baru bagi pria untuk menampilkan citra sebagai pria sejati.
Citra tersebut dibentuk demi mendapat pengakuan dari lingkungan atau kelompok sebaya. Maskulinitas pun berubah fungsi dan bukan lagi soal jati diri.
Lebih lanjut, penelitian dari Esquire menunjukkan bahwa pria muda kini mulai menyusun citra mereka berdasarkan selera perempuan masa kini.
Bukan sekadar tampil macho, mereka justru menonjolkan sisi emosional dan pemikiran yang mendalam. Hal ini tercermin dari ketertarikan mereka salah satunya pada sastra.
Sosok performative male dianggap lebih relatable oleh banyak perempuan karena mengingatkan pada karakter fiksi yang kompleks dan manusiawi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik
-
Bank Libur Natal Tanggal Berapa di Desember 2025?