Sinopsis 'Merah Putih: One For All'
'Merah Putih: One For All mengikuti kisah sekelompok anak dari berbagai etnis. Diceritakan di sebuah desa yang damai, sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk mengemban tugas mulia menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan.
Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya, yakni Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa pun bersatu dalam misi heroik. Mereka harus menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius tiga hari sebelum upacara 17 Agustus.
Demi mewujudkan tujuan mulia mengibarkan bendera saat Hari Kemerdekaan, mereka harus berani mengatasi perbedaan di antara mereka. Anak-anak ini juga harus menaklukkan rintangan alam seperti sungai, hutan, dan badai.
Petualangan mereka untuk menemukan bendera juga diiringi dengan pergulatan batin. "Merah Putih: One For All" disebut penuh dengan momen lucu, menegangkan, emosional, dan menggugah jiwa, sarat nilai persatuan, persahabatan, serta semangat cinta
Kritik Netizen
Meski mengusung semangat nasionalisme yang kuat, trailer "Merah Putih One For All" menuai kritik tajam. Sejumlah warganet menilai animasinya masih terlihat kaku, alur cerita terkesan klise, dan kualitas visual belum mampu menyaingi standar animasi modern. Bahkan ada yang membandingkannya dengan grafis video game era PlayStation 2.
Tak hanya trailer, poster "Merah Putih: One For All" yang dirilis juga menuai kritik dari para netizen. Banyak yang menilai bahwa poster tersebut memiliki kualitas ala kadarnya, bahkan dianggap sebagai karya yang justru mempermalukan kualitas perfilman Indonesia.
Dengan pertumbuhan industri animasi lokal yang pesat, ekspektasi penonton juga meningkat tajam. Standar baru ini terutama dipicu oleh kesuksesan film "Jumbo", yang rilis belum lama ini. Film arahan sutradara Ryan Adriandhy itu dianggap berhasil membawa angin segar dan menetapkan tolok ukur baru bagi animasi Indonesia.
Dengan dukungan lebih dari 400 kreator, Jumbo memukau dari segi visual yang halus dan penuh warna. Tak hanya itu, Jumbo juga menyajikan cerita universal tentang persahabatan, keluarga, dan empati yang mampu menyentuh penonton dari segala usia.
Film "Jumbo" bahkan telah ditonton oleh lebih dari 10 juta orang di Indonesia, menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Film ini berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh "KKN di Desa Penari".
Kontributor : Trias Rohmadoni
Baca Juga: Habis Rp 6 Miliar? Ini 5 Blunder Fatal Film Merah Putih One For All yang Bikin Dihujat
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
10 Cara Mengatasi Skin Barrier Rusak selain Memakai Produk Skincare
-
5 Rekomendasi Translucent Powder Merek Lokal, Tak Kalah dengan Brand Luar
-
Mawatu, Pusat Gaya Hidup dan Pariwisata Terpadu Baru di Labuan Bajo
-
Ramadan 2026 Berapa Minggu Lagi? Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 18 Februari
-
LocknLock Buka Store Baru di Ayani Mega Mall Pontianak untuk Perluas Jaringan Ritel
-
TPJF 2025, Satu Dekade Merajut Budaya dan Musik Jazz dalam A Culture Resonance
-
5 Produk Paling Laris di MOP Beauty Milik Tasya Farasya, Punya Translucent Powder Juara
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Ala Cover Album SZA, Hasil Dijamin Mirip Asli
-
Isi Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 yang Dicabut Erick Thohir, Sempat Jadi Polemik?
-
7 Daftar Ikan Laut yang Tidak Aman Dikonsumsi, Mengandung Racun Berbahaya