Suara.com - Film Merah Putih One for All yang direncanakan tayang mulai 14 Agustus 2025. Sayang, film animasi yang niatnya menjadi simbol nasionalisme jelang peringatan HUT ke-80 RI justru menuai hujatan warganet.
Paling anyar, film yang menelan biaya hingga Rp6,7 miliar ini dituding warganet hanya menggunakan aset-aset murah dari Reallusion Content Store dengan harga USD 43,5 atau sekitar Rp700.000 per item.
Reallusion Content Store merupakan platform yang menyediakan animasi karakter manusia digital. Perusahaan ini menekankan penyediaan karakter untuk proyek kreatif dan industri.
Karakter produksi Reallusion dibuat senyata mungkin sehingga dapat menghiasi media dan hiburan, visualisasi arsitektur, hingga simulasi AI.
Sejumlah warganet memposting perbandingan karakter di film Merah Putih One For All dengan model 3D yang dijual di Reallusion.
Ada beberapa karakter yang tampak mirip seperti Jayden karya Junaid Miran, Tommy karya Chihuahua Studios, serta Ned dan Francis yang dijual di Reallusion.
Perusahaan di bidang industri kreatif ini memang menyediakan empat layanan utama yakni iClone, Character Creator, Cartoon Animator, dan ActorCore.
Reallusion Content bekerja dengan menjual karakter-karakter yang dapat digunakan untuk film animasi.
Ada beragam produk tersedia apabila Anda menengok toko onlinenya. Misalnya ingin membeli bentuk tubuh, rambut, hingga gerakan-gerakan tertentu.
Baca Juga: 7 Fakta AK-47, Senapan yang 'Nongol' di Film Merah Putih One for All
Sementara itu, dugaan itu dibantah oleh pihak sutradara film Merah Putih One for All, Endiarto.
Ia cuma mengatakan bahwa memang ada kemiripan antara film animasinya dengan aset animasi di Reallusion Content Store.
Namun menurutnya, film Merah Putih One for All adalah hasil kerja keras tim animator, serta bentuk kebebasan style tim.
Alasan di Balik Kritik Animasi Merah Putih One for All
Ada sejumlah alasan di balik kritik pada film animasi Merah Putih One for All. Kualitasnya dianggap buruk jika dibandingkan dengan anggaran yang digelontorkan. Empat alasan utamanya adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Animasi Kaku dan Patah-Patah
Kritik yang paling banyak disuarakan kepada Merah Putih One for All adalah visual animasi yang kaku dan patah-patah, meski model 3D karakter sudah cukup baik.
Adegan aksi yang seharusnya menjadi jualan utama terasa kurang bertenaga. Gerakan karakter saat bertarung atau berlari dinilai tidak natural dan terasa seperti robot.
Publik merasakan sensasi patah-patah atau tidak mulus pada beberapa adegan mengindikasikan frame rate yang rendah. Hal ini sangat mengurangi kenikmatan visual, terutama pada adegan-adegan cepat.
Ekspresi wajah karakter saat berdialog atau berekasi juga terasa datar dan kurang hidup. Hal ini membuat penonton sulit untuk terhubung secara emosional dengan karakter yang ada di layar.
2. Desain Karakter Terlalu Generik
Meskipun ini bukan hal yang salah, desain Merah Putih One for All dianggap terlalu generik dan kurang memiliki identitas unik yang kuat.
Banyak warganet merasa tidak ada elemen desain yang benar-benar merepresentasikan keunikan budaya Indonesia.
Film ini secara tidak langsung mengundang perbandingan dengan tontonan sejenis yang sudah punya standar kualitas tinggi, baik dari segi cerita maupun efek visual.
3. Alur Cerita dan Dialog Terlalu Sederhana
Meskipun target audiensnya mungkin adalah anak-anak, banyak netizen yang merasa alur cerita Merah Putih One for All terlalu klise dan mudah ditebak.
Formula yang disajikan juga sangat lurus tanpa ada bumbu konflik atau pengembangan karakter yang mendalam.
Dialog antarkarakter seringkali terasa kaku dan kurang natural, lebih seperti pembacaan naskah daripada percakapan yang mengalir.
4. Beban Ekspektasi dan Perbandingan dengan Animasi Lain
Kritik terhadap Merah Putih One for All tidak muncul di ruang hampa. Penonton Indonesia kini sudah memiliki standar yang lebih tinggi berkat karya-karya sebelumnya.
Ada harapan besar agar produk kreatif dalam negeri mampu bersaing. Ketika hasilnya dirasa belum maksimal, kekecewaan seringkali berubah menjadi kritik yang tajam, yang sebenarnya didasari oleh keinginan untuk melihat karya yang lebih baik lagi.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
7 Fakta AK-47, Senapan yang 'Nongol' di Film Merah Putih One for All
-
Review Film Merah Putih One for All di Letterboxd, Brutal Tapi Bikin Ngakak
-
Mengapa Film Animasi Merah Putih One for All Dikritik Tajam?
-
Sinopsis dan Karakter Film Merah Putih One for All, Ada yang Mirip Gibran
-
Beda Produksi Film Jumbo vs Merah Putih One for All: Biaya, Durasi, dan Jumlah Animator
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Hati-Hati Harga Miring! Ini Ciri Sepatu Prada Ori Asli dan KW yang Bikin Malu
-
60 Twibbon Tahun Baru 2026 Paling Keren Siap Pakai, Bisa Dijadikan Foto Profil Medsos
-
Wajib Punya! 7 Sneaker Lokal Kembaran Skechers Go Walk Ori yang Lebih Nyaman
-
3 Zodiak Ini Bakal Banjir Cuan di Januari 2026, Kamu Salah Satunya?
-
4 Rekomendasi Hair Tonic untuk Rambut Beruban, Bye Bye Rambut Putih!
-
5 Moisturizer Lokal Dermatologist Tested untuk Perbaiki Skin Barrier Sensitif
-
Bikin Liburan Makin Seru: Ini Rahasia Nonton Film 3D Super Nyaman di Bioskop Favoritmu
-
5 Shio Paling Hoki Besok 26 Desember 2025, Rezeki Tak Terduga di Akhir Tahun
-
Terlihat Mapan, Tapi Rentan: Mengapa Keluarga Butuh Strategi Keuangan Jangka Panjang
-
5 Wisata Jogja Viral TikTok Cocok Isi Libur Natal dan Tahun Baru 2026, Alternatif selain Malioboro