Suara.com - Di tengah semangat kebugaran yang tengah melanda Asia, dari maraton di Singapura, balap perahu di Korea, hingga trail run di Hong Kong, satu hal yang sering terlupakan oleh banyak orang adalah nutrisi. Padahal, apa yang Anda konsumsi sama pentingnya dengan seberapa keras Anda berlatih.
Krissy Lines, Director of Sports Performance, Nutrition and Education Herbalife, menegaskan, “Dengan meningkatnya semangat untuk bergerak, muncul kebutuhan yang lebih dalam untuk memahami peran nutrisi, bukan hanya sebagai pola makan, tetapi sebagai alat untuk meningkatkan performa.”
Bayangkan tubuh Anda seperti mobil sport berperforma tinggi. Tanpa bahan bakar yang tepat, mobil itu tidak akan melaju maksimal. Begitu pula dengan tubuh, program latihan sehebat apapun akan sulit mencapai hasil optimal tanpa dukungan nutrisi yang tepat.
Nutrisi olahraga seharusnya menjadi bagian dari setiap fase latihan, baik Anda seorang pelari maraton berpengalaman atau sekadar pejuang akhir pekan.
Fondasi Nutrisi untuk Performa
Nutrisi olahraga berfokus pada keseimbangan kalori dan makronutrien—karbohidrat, protein, dan lemak—yang disesuaikan dengan tujuan kebugaran.
Karbohidrat: Bahan bakar utama tubuh, khususnya untuk ketahanan. Konsumsi karbohidrat mudah cerna 30–45 menit sebelum latihan dapat menjaga energi tanpa mengganggu pencernaan.
Protein: Kunci pemulihan otot dan performa berkelanjutan. Atlet ketahanan memerlukan sekitar 1–1,3g per kg berat badan, sedangkan latihan kekuatan bisa butuh hingga 2g/kg.
Lemak: Sumber energi tahan lama yang sering diremehkan. Sumbangan idealnya 25–30% dari total kalori harian, berasal dari sumber sehat seperti alpukat, kacang, ikan berlemak, dan minyak zaitun.
Baca Juga: 5 Sepatu Lari Lokal dengan Bantalan Empuk: Nyaman Maksimal, Harga di Bawah Rp500 Ribu
Waktu Konsumsi Adalah Segalanya
Nutrisi yang tepat harus disesuaikan dengan waktu latihan:
Sebelum latihan: Camilan kaya karbohidrat dan rendah serat, plus hidrasi cukup.
Setelah latihan: Dalam 30–60 menit, kombinasikan 20–40g protein dengan sumber karbohidrat untuk mempercepat pemulihan otot.
Hidrasi: Lebih dari Sekadar Air
Berolahraga di iklim panas dan lembap, seperti di banyak wilayah Asia, membuat tubuh kehilangan elektrolit penting.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi