Suara.com - Film Jepang dikenal memiliki ciri khas narasi yang berbeda dari film Barat. Alih-alih berfokus pada klimaks besar, banyak film Jepang lebih menonjolkan realisme, hubungan emosional antar karakter, dan cerita intim.
Pendekatan ini membuatnya disukai penonton global, baik dalam bentuk live-action maupun animasi (anime).
Namun, tidak semua film Jepang aman untuk semua usia. Beberapa karya justru memuat tema psikologis berat, kekerasan, horor, atau konten dewasa yang dapat memberikan dampak negatif pada anak.
Oleh karena itu, peran orang tua menjadi penting dalam memilih tontonan yang sesuai. Sejak era film bisu pada 1898, industri perfilman Jepang telah berkembang pesat.
Sutradara legendaris seperti Akira Kurosawa memadukan gaya sinema Barat dengan nilai-nilai Timur, sementara Yasujiro Ozu dikenal dengan pendekatan visual unik dan suasana intim.
Selain itu, anime sebagai bagian dari budaya populer Jepang menawarkan ragam genre, mulai dari komedi ringan hingga drama filosofis yang mendalam. Ciri khas visual seperti mata besar dan ekspresi detail membuat anime mudah dikenali.
Namun, di balik keindahan sinematografinya, banyak film Jepang yang mengangkat realitas gelap, kekerasan, atau konflik emosional mendalam, materi yang tidak cocok untuk anak.
7 Film Jepang yang Tidak Direkomendasikan untuk Anak
Berikut adalah daftar film Jepang yang mengandung unsur kekerasan, psikologis berat, atau tema dewasa yang memerlukan pendampingan orang tua:
1. Ju-on: The Grudge (2002)
Horor ikonik Jepang yang menampilkan roh jahat dan adegan menegangkan, berpotensi mengganggu psikologis anak.
2. Crows Zero (2007)
Film aksi yang sarat pertarungan antar geng sekolah, penuh adegan kekerasan fisik.
3. Like Father Like Son (2013)
Mengangkat isu pertukaran anak saat lahir, memicu pertanyaan moral yang berat.
Berita Terkait
-
Ulasan Film Forget Me Not (2015): Saat Cinta Melawan Takdir untuk Tidak Dilupakan
-
Sinopsis Film Jepang 'Hodonaku, Owakare Desu', Dibintangi Minami Hamabe
-
50 Tahun Menginspirasi Power Rangers, Super Sentai di Ujung Tanduk
-
Sutradara The Raid, Gareth Evans akan Garap Remake Film Jepang Era 60-an
-
Sinopsis Kaede, Film Romantis Jepang yang Dibintangi Sota Fukushi
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
4 Rekomendasi Toner untuk Meredakan Kulit Sunburn akibat Paparan Matahari
-
Ramalan Zodiak di Sisa Akhir Tahun 2025: Cancer Banyak Introspeksi, Virgo Masih Harus Berhemat
-
6 Shio Paling Beruntung pada 29 Desember 2025, Rezeki Lancar hingga Karier Bersinar
-
5 Parfum Lokal Sewangi Dior Sauvage, Aroma Maskulin tapi Lebih Terjangkau
-
5 Rekomendasi Sepatu Gunung Lokal Mid-Cut untuk Pemula yang Nyaman
-
5 Sunscreen Saat Musim Hujan untuk Liburan di Pantai, Tekstur Ringan
-
Lebih dari Sembako: Rahasia Daya Tahan Tubuh Penyintas Bencana di Sumatra yang Sering Terlewatkan
-
5 Sepatu Lokal Kembaran Converse, Desain Timeless Bisa Dipakai Anak Sekolah
-
5 Sunscreen Musim Hujan untuk Main ke Pantai Anti Lengket, Perlindungan Kulit Terbaik
-
5 Cara Layering Parfum untuk Pemula, Ciptakan Wangi Unikmu Sendiri!