Lifestyle / Komunitas
Senin, 18 Agustus 2025 | 10:20 WIB
Gustika Jusuf Hatta pakai kebaya hitam saat HUT RI ke-80 [Instagram]

Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog

Dalam tradisi Jawa, busana tidak sekadar pakaian, melainkan simbol nilai, status, hingga ekspresi rasa duka dan penghormatan. Dua di antaranya yang sarat makna adalah kebaya hitam dan batik slobog, yang kerap hadir dalam momen-momen tertentu, terutama terkait suasana berkabung atau ritual adat.

Kebaya hitam sering dikenakan perempuan Jawa ketika menghadiri acara kematian atau peringatan duka. Warna hitam dalam budaya Jawa identik dengan kesedihan, kedukaan, dan kesederhanaan.

Warna hitam melambangkan suasana hati yang muram, penghormatan terhadap orang yang meninggal, sekaligus pengendalian diri. Kebaya sendiri sebagai busana tradisional perempuan Jawa menunjukkan sisi anggun, sopan, dan penuh tata krama.

Dalam konteks duka, kebaya hitam dipilih agar pemakainya tidak menonjolkan keindahan, melainkan hadir dengan penuh hormat dan empati.

Selain dalam acara kematian, kebaya hitam juga bisa dipakai dalam momen tertentu yang berhubungan dengan ketegasan, misalnya saat seorang wanita Jawa ingin menampilkan wibawa tanpa berlebihan.

Berbeda dengan kebaya hitam, batik slobog biasanya dipakai kaum laki-laki dalam prosesi kematian atau saat berkabung. Kata slobog dalam bahasa Jawa berarti longgar atau lapang. Filosofinya adalah:

- Hidup manusia di dunia harus dijalani dengan lapang dada.

- Kematian bukanlah akhir, melainkan jalan menuju kehidupan abadi.

Baca Juga: 76 Paskibraka HUT RI ke-80 Dikukuhkan di Istana, Prabowo Absen, Megawati Hadir

- Kain batik yang longgar menjadi simbol agar arwah yang meninggal diberi kelapangan jalan menuju keabadian.

Motif batik slobog biasanya sederhana, tidak ramai, dan cenderung berwarna gelap, selaras dengan suasana duka. Pemakaiannya pun tidak dimaksudkan untuk menonjolkan penampilan, tetapi sebagai wujud penghormatan dan doa.

Load More