Dalam kasus Immanuel Ebenezer, sertifikasi K3 diduga menjadi "barang dagangan" yang diatur dan diloloskan dengan sejumlah uang.
Modusnya diduga untuk "mengondisikan" agar perusahaan tertentu bisa mendapatkan sertifikat K3 tanpa melalui prosedur yang semestinya.
Padahal, proses sertifikasi ini seharusnya melibatkan audit dan penilaian yang ketat untuk memastikan perusahaan benar-benar layak.
Penyuapan ini mencederai tujuan utama K3, yaitu menjamin keselamatan para pekerja di lapangan.
Bayangkan jika sebuah perusahaan konstruksi atau manufaktur berisiko tinggi mendapatkan sertifikat K3 lewat jalur belakang.
Mereka mungkin tidak menerapkan standar keamanan yang memadai, sehingga nyawa pekerjalah yang menjadi taruhannya.
Bahaya di Balik Jual Beli Sertifikat K3
Praktik korupsi dalam sertifikasi K3 adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja dalam bentuk kecelakaan kerja.
Perusahaan yang tidak kompeten dalam K3 bisa lolos dan mengerjakan proyek-proyek vital yang seharusnya aman.
Baca Juga: Legislator NasDem Sedih Wamenaker Noel Diciduk KPK: Kinerja Lumayan Bagus, tapi Akuntabilitas Tidak
Ini membuka peluang terjadinya insiden fatal seperti kebakaran, ledakan, atau kegagalan struktur bangunan.
Para pekerja menjadi korban pertama dari sistem yang bobrok akibat praktik suap semacam ini.
Perlu ditekankan, integritas dalam proses sertifikasi K3 adalah harga mati karena menyangkut nyawa manusia.
Ketika sertifikat bisa dibeli, maka standar keselamatan hanya akan menjadi pajangan di atas kertas.
Kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintah dan lembaga sertifikasi pun akan luntur drastis.
Bagaimana Proses Mendapatkan Sertifikasi A3?
Berita Terkait
-
Legislator NasDem Sedih Wamenaker Noel Diciduk KPK: Kinerja Lumayan Bagus, tapi Akuntabilitas Tidak
-
Terkait Kasus Pemerasan, KPK Ungkap Rangkaian OTT Wamenaker Noel Berlangsung dari Semalam
-
OTT KPK, Wamenaker Noel Mengaku Kerap Jadi Target Opsus: Dari Tes Urine hingga Tes DNA
-
Wamenaker Noel Kena OTT, Komisi III: Gol Bunuh Diri di Tengah Gencarnya Presiden Berantas Korupsi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow