Lifestyle / Komunitas
Minggu, 14 September 2025 | 13:16 WIB
ilustrasi ketimpangan ekonomi (freepik/jcomp)

Slogan eat the rich juga muncul dalam konteks politik. Contohnya kritik terhadap miliarder seperti Elon Musk atau Jeff Bezos, yang dianggap "memakan" masyarakat melalui eksploitasi tenaga kerja dan monopoli.

Salah Paham tentang Eat the Rich

ilustrasi ekonomi (freepik)

Debat tentang eat the rich di X sering memanas karena perbedaan interpretasi. Pendukung slogan ini berargumen bahwa eat the rich adalah kritik sistemik terhadap ketimpangan, bukan seruan kekerasan harfiah.

Padahal, frasa eat the rich menyoroti bagaimana kekayaan ekstrem, seperti seorang miliarder, datang dari eksploitasi, bukan kerja keras semata.

Salah paham sering terjadi ketika slogan eat the rich diterapkan pada orang "kaya biasa", seperti content creator atau pemilik bisnis kecil, bukan miliarder.

Di X, seorang pengguna menjelaskan bahwa orang kaya yang dimaksud adalah CEO multi-miliader dan politisi, bukan seniman yang mendapatkan harta dari karyanya.

Debat ini semakin panas saat muncul gerakan boikot korporasi hingga isu pajak orang kaya. Dalam artikel ekonomi, pengamat menyebut kebijakan "eat the rich" bisa merugikan masyarakat luas melalui pajak berlebih.

Sementara itu, pendukung gerakan eat the rich menekankan bahwa orang kaya sudah "memakan" kita melalui penurunan harapan hidup bagi kelas bawah.

Baca Juga: Satelit Nusantara Lima Sukses Diluncurkan, Siap Perkuat Internet di Indonesia

Load More