- Polda Jatim menyita 11 buku dari tersangka demo, termasuk karya Franz Magnis-Suseno, Emma Goldman, dan Che Guevara, yang dinilai mengandung paham komunis dan anarkisme.
- Isi buku-buku tersebut sebenarnya beragam. Ada yang bersifat kritik filosofis, edukatif, hingga dokumenter sejarah—dan tidak semuanya mendukung ideologi yang dituduhkan.
- Pernyataan Kapolda bahwa buku-buku itu boleh dibaca tapi tidak dipraktikkan memicu pertanyaan publik tentang pemahaman aparat terhadap isi literatur dan batas kebebasan intelektual.
Suara.com - Polda Jawa Timur (Jatim) telah menyita 11 buku milik salah satu tersangka aksi demo berujung ricuh di Surabaya dan Sidoarjo pada akhir Agustus 2025 lalu berinisial GLM.
Dalam foto barang bukti yang ditunjukkan Polda Jatim, terdapat buku berjudul 'Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme' karya Franz Magnis-Suseno.
Polisi juga menyita buku 'Anarkisme' karya Emma Goldman, 'Apa Itu Anarkisme Komunis' karya Alexander Berkman, 'Kisah Para Diktator' karya Jules Archer, dan 'Strategi Perang Gerilya' oleh Che Guevara.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, mengatakan bahwa buku yang dinilai berisi faham soal komunis dan anarkisme itu sebenarnya boleh dibaca. Namun, tidak untuk dipraktikkan.
Lalu, apa sebenarnya isi dari setiap buku tersebut?
1. Pemikiran Karl Marx karya Franz Magnis-Suseno
Berdasarkan laman Amazon, buku 'Pemikiran Karl Marx' berisi penjelasan pokok-pokok pemikiran Marx oleh Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ. Ia menilai secara objektif dan kritis.
Setelah membahas berbagai bentuk sosialisme "utopis" yang muncul sebelum Marx, Franz melanjutkan dengan menelusuri evolusi pemikiran Marx.
Dimulai dari pandangan Marx muda mengenai peran filsafat kritis dan kondisi keterasingan manusia, hingga lahirnya teori tentang hukum-hukum yang menggerakkan transformasi sosial serta kritiknya terhadap sistem kapitalis.
Baca Juga: Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
Kemudian, Franz menjelaskan bagaimana gagasan Marx berkembang menjadi "Marxisme", sebuah ideologi perjuangan kelas pekerja, dan memperkenalkan aliran-aliran utama dalam tradisi Marxis.
Buku ini bisa dibaca bagi siapa saja yang ingin memahami ajaran Marx secara mendalam dan membentuk penilaian kritis secara mandiri, tanpa terpengaruh oleh istilah-istilah yang cenderung memuja atau mencela Marxisme demi kepentingan sempit tertentu.
2. Anarkisme oleh Emma Goldman
Buku 'Anarkisme: Apa yang Sebenarnya Diperjuangkan' karya Emma Goldman merupakan kumpulan tulisan yang menggambarkan pandangan radikalnya tentang kebebasan individu, keadilan sosial, dan penolakan terhadap otoritas negara, gereja, serta kapitalisme.
Dalam esai-esainya, Goldman menjelaskan bahwa anarkisme bukanlah kekacauan, melainkan filosofi yang menekankan kebebasan sejati tanpa paksaan institusional.
Goldman mengkritik sistem hukum dan militerisme, menolak patriotisme sebagai alat penindasan, serta mengangkat isu emansipasi perempuan, termasuk hak atas tubuh dan kebebasan seksual.
Gaya penulisannya tajam dan penuh semangat, mencerminkan perjuangannya sebagai aktivis yang tidak hanya menulis teori, tetapi juga menjalani kehidupan yang konsisten dengan gagasannya.
Buku ini menggarisbawahi gerakan anarkis dan feminis, serta tetap relevan dalam wacana kebebasan dan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas.
3. Apa Itu Anarkisme Komunis karya Alexander Berkman
Buku Apa Itu Anarkisme Komunis karya Alexander Berkman merupakan pengantar ringkas namun tajam tentang prinsip-prinsip dasar anarkisme komunis.
Ditulis dengan gaya yang lugas dan mudah dipahami, buku ini menjelaskan bahwa anarkisme komunis adalah sistem sosial tanpa negara, kelas, atau kepemilikan pribadi atas alat produksi, di mana semua orang bekerja sama secara sukarela demi kesejahteraan bersama.
Berkman menekankan bahwa anarkisme bukan kekacauan, melainkan tatanan yang lahir dari kebebasan dan solidaritas.
Berkman juga mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang eksploitatif dan menyoroti bagaimana negara berfungsi sebagai alat penindasan kelas.
Buku ini ditujukan untuk pembaca awam yang ingin memahami anarkisme secara praktis, dan menjadi salah satu teks klasik dalam literatur gerakan anarkis.
4. Kisah Para Diktaktor karya Jules Archer
Buku Kisah Para Diktator karya Jules Archer menyajikan profil sejumlah tokoh otoriter yang pernah memegang kekuasaan mutlak di berbagai belahan dunia.
Ditulis dengan gaya naratif yang tajam dan informatif, Archer mengupas latar belakang, cara naik ke tampuk kekuasaan, serta kebijakan represif yang dijalankan oleh para diktator seperti Adolf Hitler, Benito Mussolini, Joseph Stalin, dan lainnya.
Archer tidak hanya menyoroti tindakan brutal mereka, tetapi juga memperlihatkan bagaimana propaganda, ketakutan, dan manipulasi massa digunakan untuk mempertahankan kekuasaan.
Buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman historis tentang bahaya kekuasaan absolut dan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi serta kebebasan sipil.
Dengan pendekatan dokumenter yang kuat, Archer mengajak pembaca untuk belajar dari sejarah agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
5. Strategi Perang Gerilya karya Che Guevara
Buku Strategi Perang Gerilya karya Che Guevara merupakan panduan ideologis dan praktis tentang bagaimana perang gerilya dapat dijalankan sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim yang menindas.
Ditulis berdasarkan pengalamannya dalam Revolusi Kuba, Guevara menjelaskan prinsip-prinsip dasar gerilya, mulai dari pembentukan pasukan kecil, taktik mobilitas, penggunaan medan, hingga pentingnya dukungan rakyat.
Guevara menekankan bahwa perang gerilya bukan sekadar strategi militer, tetapi juga perjuangan politik yang bertujuan membebaskan masyarakat dari ketidakadilan sosial dan ekonomi.
Buku ini tidak hanya menguraikan teknik tempur, tetapi juga membahas etika pejuang, disiplin, dan semangat revolusioner yang harus dimiliki oleh setiap gerilyawan.
Sebagai teks klasik dalam literatur revolusioner, karya ini mencerminkan perpaduan antara teori militer dan idealisme radikal yang menjadi ciri khas Che Guevara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Berapa SPF Sunscreen yang Aman untuk Remaja? Ini 5 Pilihan Murah yang Worth It Dicoba
-
Penghasilan YouTube Nessie Judge, Dikecam Netizen Jepang Buntut Pajang Foto Junko Furuta
-
Ramalan Zodiak 6 November 2025: Keuangan, Keberuntungan, dan Energi Emosional
-
Lipstik Tahan Lama Merek Apa? Ini 7 Rekomendasi buat Usia 40 Tahun ke Atas
-
5 Shio Beruntung di Initiate Day 6 November 2025, Termasuk Shio Kamu?
-
Daftar Skincare Berbahaya Temuan Terbaru BPOM, Mengandung Merkuri hingga Hidrokuinon
-
5 Strategi Berlibur ke Bali dari Jakarta dengan Lebih Hemat
-
Ramalan Zodiak Sagitarius di Bulan November 2025: Hoki Tapi Perlu Hati-hati
-
5 Rekomendasi Jam Tangan Lokal untuk Wanita, Desain Elegan dan Timeless
-
12 Keajaiban Wisata Sulawesi Bikin Takjub: Dasar Laut hingga Puncak Gunung