Di sudut area kuliner, terdapat tenant yang menjual Adrem, makanan khas Bantul. Terlihat Mas Momo, pedagang asal Sewon, Bantul, sibuk melayani para pembeli yang ingin membeli adrem.
Bentuk makanan ini unik, bulat pipih dengan warna cokelat keemasan. Adrem dibuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan gula merah yang dilelehkan. Selain itu, ia juga menjual cucur tradisional.
“Kalau cucur modern biasanya pakai gula pasir, saya tetap pakai gula jawa biar ada rasa tradisionalnya,” ujar Mas Momo sambil tersenyum.
Ia sudah berjualan di Pasar Kangen sejak 2019. Alasannya sederhana: ingin memperkenalkan adrem kepada generasi muda.
“Banyak anak muda di luar Bantul tidak kenal makanan ini. Padahal enak banget kalau ditemani teh atau kopi,” tambahnya. Ia berharap Pasar Kangen membuat lebih banyak orang tahu, lalu jatuh cinta pada camilan sederhana ini.
2. Jenang Jagung Mbah Bayan
Sedikit masuk ke dalam area pasar, Bu Uci Handayani melayani pengunjung dengan sabar. Jenang buatannya diberi nama Jenang Jagung Mbah Bayan. Resep ini diturunkan dari kakek dan neneknya. Mereka sudah jualan menu ini di pasar tradisional dari tahun 1970-an.
Jagung yang mereka olah berasal dari petani lokal. Kemudian ditumbuk halus, lalu dimasak dengan kelapa parut. Resep tersebut kemudian diolah menjadi hidangan bubur bercita rasa manis gurih.
“Kalau temanya kedaulatan pangan, ya cocok. Jagung dan umbi itu bisa jadi pengganti nasi,” tambahnya.
Baca Juga: Es Goyang 'Iki Panggung Sandiwara', Jajanan Jadul Naik Kelas di Pasar Kangen Jogja
3. Sate Kere Munggah Bale
Selain itu, ada Pak Kucil Birowo yang menjual sate kere dengan nama “Sate Kere Munggah Bale.” Sate kere merupakan salah satu makanan tradisional yang dikenal di Yogyakarta dan di Solo.
Sate kere terbuat jeroan sapi seperti paru dan usus sapi. Sate ini juga dilengkapi dengan bumbu kacang atau sambal kecap yang sama seperti sate pada umumnya.
Selain menjual sate kere yang berbahan lemak, beliau juga menjual beberapa alternatif seperti sate ayam, sate koyor, serta sate bakso bagi pembeli yang tidak menyukai lemak.
“Saya sudah jualan di Pasar Kangen sejak 2015. Setiap tahun ikut, kecuali waktu pandemi,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran makanan tradisional di pasar kangen bukan hanya sebagai bahan jajan, melainkan juga sebagai edukasi budaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
6 Rekomendasi Cushion yang Minim Oksidasi, Makeup Awet Berjam-jam Anti Kusam
-
5 Lipstik Lokal yang Elegan dan Tahan Lama untuk Usia 50-an
-
Alasan Penting Pilih Skincare Dermatologist Tested untuk Keamanan Kulit
-
7 Bedak untuk Wajah Mudah Berkeringat saat Kepanasan, Formulanya Ringan
-
6 Shio Paling Hoki dan Tajir Melintir pada 26 Desember 2025
-
Hati-Hati Harga Miring! Ini Ciri Sepatu Prada Ori Asli dan KW yang Bikin Malu
-
60 Twibbon Tahun Baru 2026 Paling Keren Siap Pakai, Bisa Dijadikan Foto Profil Medsos
-
Wajib Punya! 7 Sneaker Lokal Kembaran Skechers Go Walk Ori yang Lebih Nyaman
-
3 Zodiak Ini Bakal Banjir Cuan di Januari 2026, Kamu Salah Satunya?
-
4 Rekomendasi Hair Tonic untuk Rambut Beruban, Bye Bye Rambut Putih!