Peristiwa keracunan masal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, menguak fakta mengejutkan. Di mana menu MBG yang disajikan untuk siswa ternyata adalah ikan hiu goreng.
Diketahui menu ini tidak lazim dikonsumsi di Indonesia, apalagi disajikan pada program MBG yang notabenya harus menggunakan bahan makanan pilihan.
Suara.com - Menurut laporan terbaru, jumlah korban keracunan yang terjadi di SDN 12 Benya Kayong bertambah menjadi 25 orang. Adapun korban terdiri dari 24 murid dan seorang guru.
Dari jumlah keseluruhan tersebut, 22 pasien sudah dinyatakan pulih dan dipulangkan, sedangkan tiga di antaranya masih dirawat lantaran mengalami demam, sakit perut, hingga mual.
Seluruh biaya perawatan para korban keracunan ini, ditanggung pemerintah daerah setempat. Sampel makanan, termasuk hidangan berupa ikan hiu goreng, dikirim ke BPOM Kalbar untuk dilakukan pengujian laboratorium.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, membenarkan bahwa penyajian ikan hiu goreng dalam MBG merupakan kelalaian serius yang dilakukan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mulia Kerta.
Menurutnya, ikan hiu tidak seharusnya disajikan untuk anak sekolah. Selain jarang dikonsumsi oleh anak-anak, ia menghawatirkan adanya zat berbahaya pada ikan tersebut.
Apakah Ikan Hiu Boleh Dikonsumsi?
Populasi ikan hiu dalam beberapa tahun kebelakang dilaporkan menurun drastis. Hal ini imbas dari pemburuan sirip ikan yang dipercaya baik untuk kesehatan. Masalah ini lantas membuat pemerintah menetapkan larangan penangkapan ikan hiu untuk dikonsumsi.
Meski diklaim baik untuk kesehatan, namun nyatanya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2009 menyatakan bahwa kandungan merkuri dalam ikan hiu sangatlah tinggi.
Baca Juga: Makanan Bergizi Gratis Berujung Petaka: Puluhan Pelajar di Bandung Barat Dilarikan ke RS
Bahkan, kandungannya menjadi yang tertinggi di antara jenis ikan lainnya, yakni mencapai 14 ppm. Hal tersebut lantaran di dalam tubuh ikan hiu ada akumulasi polutan dari hewan-hewan yang telah dimangsanya.
Kandungan merkuri yang tinggi ini, dilaporkan bisa menimbulkan beragam dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Beberapa di antaranya bisa merusak sistem saraf pusat, mengurangi kesuburan pria, memicu penyakit kardiovaskular, hingga menimbulkan berbagai penyakit neurodegenerative, yakni penyakit penurunan fungsi otak, misalnya alzheimer.
Parahnya lagi, bila ikan hiu dikonsumsi oleh anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, kandungan merkuri yang ada dalam daging ikan hiu bisa memengaruhi kinerja dan perkembangan otak.
Imbasnya, berbagai kemampuan kognitif seperti kemampuan bahasa, daya ingat, konsentrasi, memori serta kemampuan motorik halus lainnya dapat terganggu.
Selain merkuri yang tinggi, ikan hiu juga menumpuk senyawa berbahaya seperti halnya arsenik dari ikan yang dimangsanya. Arsenik sendiri adalah zat yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Satu tetes arsenik saja dapat membunuh semua sel dan dalam jumlah tertentu zat ini bisa merusak kinerja paru-paru dan kulit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Inovasi Hijau Dicari! Kompetisi Ini Ajak Mahasiswa Jadi 'Arsitek' Masa Depan Industri Rendah Karbon
-
Ramalan Zodiak 26 September 2025 Lengkap: Karier hingga Warna Keberuntungan
-
Tepuk Sakinah Lebih dari Sekadar Tren Viral, Apakah Wajib Bagi Calon Pengantin?
-
6 Rekomendasi Bedak Bayi Terbaik untuk Atasi Biang Keringat: Aman, Lembut dan Ampuh
-
Seblak: Jajanan Indonesia yang Mendapatkan Popularitas di Thailand
-
Kesempatan Emas, Beasiswa Penuh untuk Calon Guru dengan Standar Internasional
-
5 Sunscreen dengan Efek Tone Up untuk Usia 40-an, Wajah Bercahaya Tanpa Flek Hitam
-
Jelajahi Masa Depan Desain Rumah: Semua Solusi Interior dan Furnitur dalam Satu Pameran
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Archipelago Black Box Battle ke-15: Chef dan F&B Service Jawa Timur dan Jawa Tengah Adu Kreativitas