Suara.com - Keracunan massal program makan bergizi gratis (MBG) terjadi di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Penyebab keracunan MBG Cipongkor dan Ketapang Kalimantan Barat masih terus diselidiki.
Sebagai informasi, keracunan MBG di Cipongkor menelan 911 pelajar. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menginstruksikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat untuk segera memperbaiki pola memasak dan distribusi guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
Keterangan tersebut disampaikan Dadan ketika meninjau langsung Posko Penanganan di Cipongkor.
Dugaan sementara, keracunan terjadi akibat adanya kesalahan teknis dari SPPG yang memasak terlalu awal, sehingga makanan tersimpan terlalu lama sebelum didistribusikan.
Keterangan awal menunjukkan bahwa SPPG itu memasak terlalu awal sehingga masakan didiamkan terlalu lama.
Sebagai solusinya, Dadan meminta mereka mulai masak di atas jam 01.30, agar waktu antara proses memasak dengan pengirimannya tidak lebih dari 4 jam.
Sebelumnya, Dadan juga mengakui bahwa SPPG di Cipongkor baru beroperasi. Menurutnya, idealnya, dapur MBG seharusnya dijalankan secara bertahap, dimulai dari beberapa sekolah dengan skala kecil untuk pembiasaan sebelum diperluas cakupannya.
Namun, dalam kasus ini, dapur tersebut langsung memasak dalam jumlah besar, yang kemudian menimbulkan kendala teknis dan memicu insiden keracunan.
"Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sampai terbiasa. Tapi SPPG kali ini langsung dalam jumlah besar, itu yang menyebabkan kesalahan teknis,” katanya, mengidentifikasi akar masalah pada manajemen operasional skala besar yang belum matang.
Baca Juga: Makanan Bergizi Gratis Berujung Petaka: Puluhan Pelajar di Bandung Barat Dilarikan ke RS
Padahal, seharusnya percepatan program tidak boleh mengesampingkan standar keamanan.
Meskipun diwarnai insiden, Dadan menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis, relawan, aparat, dan pemerintah daerah (pemda) yang telah sigap menangani para korban.
Kendati demikian, Dadan juga menyoroti adanya kebutuhan yang masih perlu ditingkatkan, mulai dari ketersediaan obat-obatan hingga fasilitas dasar di lokasi penanganan darurat.
Dugaan Keracunan MBG di Ketapang
Sementara itu, sedikitnya 25 orang mengalami keracunan MBG di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Rincian korban terdiri dari 24 siswa dan 1 guru SDN 12 Benua Kayong.
Penyebab keracunan diduga lantaran menu ikan hiu yang tinggi merkuri. Saat ini para korban dirawat di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Waka Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
-
Profil Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan oleh Presiden Prabowo
-
Peluk Hangat Anak-anak Soeharto di Istana Usai Terima Gelar Pahlawan Nasional, Titiek Tersenyum
-
Akhir Drama Penculikan Bilqis: Selamat Tanpa Luka, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Terungkap! 7 Fakta Jaringan Sadis Penculikan Bilqis, Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam
-
Akhirnya Pahlawan! Ini Sederet Fakta di Balik Gelar Nasional Soeharto
-
Babak Baru Korupsi Petral, Siapa Tersangka yang Dibidik Kejagung dan KPK?
-
Dunia Sorot Soeharto Jadi Pahlawan: 'Diktator' Disematkan Gelar Kehormatan oleh Menantunya
-
Jangan Ekstrem! Pesan Tutut Soeharto untuk Pengkritik Gelar Pahlawan Sang Ayah
-
Gelar Pahlawan Tak Hapus Dosa Orde Baru? Respons Putri Soeharto Soal Tuduhan HAM dan Korupsi Ayahnya