Sebab, kembali kepada peringatan para ulama yang mengingatkan agar suami tidak serta-merta menjadikan hal ini sebagai alasan untuk memberi terlalu sedikit.
Buya mencontohkan ada suami yang belajar fiqih, cerdas dalam fiqih, cerdas dalam ilmu ngajinya tetapi ia hanya memberi nafkah sekadar "dua genggam beras per hari" dengan alasan itu sudah cukup.
Tindakan itu mencerminkan kemampuan belajar fiqih yang tidak disertai dengan akhlak dan hati nurani.
Nafkah tidak boleh dipahami sebatas hitung-hitungan minimal karena itu merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus kasih sayang.
Istri yang rela memasak, mencuci, hingga merawat anak-anak sejatinya telah memberikan kontribusi besar bagi rumah tangga. Semua itu sebenarnya bukan kewajiban istri menurut fikih, melainkan bentuk pengabdian dan cinta.
Karena itu, suami yang baik tidak boleh pelit, apalagi ketika istrinya sedang hamil yang jelas membutuhkan gizi lebih.
Lantas berapa uang belanja ideal menurut islam?
Uang Belanja Ideal Menurut Islam
Islam tidak menetapkan angka pasti berapa nafkah atau uang belanja yang ideal. Ukurannya adalah kecukupan. Artinya, nafkah harus bisa memenuhi kebutuhan dasar istri dan anak-anak, di antaranya:
- Makanan yang layak dan bergizi
- Pakaian yang pantas untuk menutup aurat
- Tempat tinggal yang aman dan sesuai kondisi keluarga
Jika kebutuhan pokok ini terpenuhi, maka nafkah dianggap sah. Adapun tambahan seperti kendaraan, perhiasan, atau rumah yang lebih besar adalah bentuk kebaikan dan kasih sayang ekstra dari suami, bukan kewajiban mutlak.
Baca Juga: Reaksi Tasya Farasya Saat Tahu Suami Gelapkan Uangnya
Namun, penting digarisbawahi jangan sampai suami memberi terlalu sedikit sehingga istrinya harus berhemat berlebihan, apalagi sampai mengorbankan kesehatan.
Dalam kasus ibu hamil yang viral tadi, wajar jika netizen khawatir. Sebab, gizi ibu hamil seharusnya lebih diperhatikan.
Viralnya konten Rp10 ribu ini seharusnya menjadi bahan refleksi, bukan sekadar hiburan. Dari sisi istri, kita dapat belajar tentang kesabaran, kreativitas, dan kemampuan mengatur keuangan.
Dari sisi suami, kita diingatkan tentang kewajiban nafkah yang jangan sampai disepelekan.
Buya Yahya mengingatkan, rumah tangga yang hanya berlandaskan tuntut-menuntut tidak akan bahagia. Suami jangan pelit, istri jangan boros.
Suami bekerja mencari rezeki, istri menjaga amanat rezeki itu. Jika keduanya saling memahami, rumah tangga akan terasa lebih indah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Apa Itu Cancel Culture: Ujian Reputasi di Era Serba Viral
-
8 Rekomendasi Moisturizer Olay untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Belanja Sampai Tengah Malam, Jakarta Premium Outlets Gelar Midnight Sale dan Diskon Akhir Tahun
-
7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
-
6 Rekomendasi Moisturizer SKIN1004, No 3 untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Aplikasi Buy Now Paylater untuk Produktivitas: Bukan Sekadar Gaya Hidup
-
Beda Skincare Dermatology Tested vs Dermatology Approved, Mana yang Harus Dipilih?
-
Mau Sewakan Mobil Pribadi saat Liburan? Pastikan Hal Ini Agar Kendaraan Tetap Terlindungi
-
6 Shio Diprediksi Banjir Rezeki pada 27 Desember 2025: Lepas Beban, Uang Datang Bak Teman
-
5 Sepatu Lokal untuk Trail Running yang Lebih Murah dari Salomon Genesis