Suara.com - Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kabupaten Bandung Barat setelah beredarnya berita mengenai meninggalnya Bunga Rahmawati, seorang siswi kelas XII SMKN 1 Cihampelas.
Kematian Bunga pada Selasa, 30 September 2025, ini menjadi sorotan karena terjadi tak lama setelah kasus keracunan massal yang dialami ratusan siswa di sekolahnya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Meskipun kabar di media sosial mengaitkan langsung kematian Bunga dengan keracunan MBG, sejumlah fakta dari pihak sekolah dan dinas kesehatan menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam menyimpulkan.
Berikut adalah 5 fakta penting yang perlu diketahui terkait kasus meninggalnya Bunga Rahmawati:
1. Siswi Memang Konsumsi MBG, Namun Tidak Terdaftar Korban Awal
Bunga Rahmawati dipastikan merupakan salah satu penerima manfaat dan turut mengonsumsi paket MBG pada Rabu, 24 September 2025, saat peristiwa keracunan massal terjadi.
Namun, pihak sekolah, melalui seorang guru bernama Dady, menegaskan bahwa Bunga tidak tercatat dalam daftar 121 siswa yang segera mengalami gejala dan ditangani di posko, Puskesmas, maupun rumah sakit pada hari kejadian.
Hal ini menjadi poin penting bahwa Bunga tidak mengalami reaksi langsung dan parah seperti korban keracunan lainnya.
2. Jeda Waktu Gejala Cukup Panjang: Baru Muncul 4-5 Hari Setelah Konsumsi
Baca Juga: Rocky Gerung 'Semprot' Program MBG: Bukan Generasi Emas, Malah Jadi 'Racun' yang Meneror Sekolah
Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah, dan Camat Cihampelas, Agus Rudiyanto, menyampaikan bahwa Bunga baru merasakan gejala mual dan pusing, yang mirip dengan keracunan, pada Senin malam (29/9/2025) atau sekitar 5 hari setelah konsumsi MBG.
Sebelumnya, Bunga bahkan masih masuk sekolah seperti biasa. Jeda waktu yang cukup lama antara konsumsi makanan dan munculnya gejala ini menimbulkan keraguan di kalangan tenaga medis mengenai pemicu utamanya.
3. Belum Ada Kaitan Langsung, Dinas Kesehatan dan Komdigi Beri Bantahan
Klaim yang beredar di media sosial seperti Twitter/X yang menyebut siswa meninggal karena MBG telah dibantah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, dr. Lia N. Sukandar, menyatakan bahwa penyebab kematian Bunga bukan berasal dari program MBG karena almarhumah tidak termasuk dalam daftar korban keracunan massal sebelumnya.
Senada dengan itu, pihak Komdigi (Komunikasi Digital) juga turut menepis klaim tersebut, menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Panduan Memilih Sepatu Terbaik di Wedding Season: Tampil Stylish Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
-
Kulitmu Punya Cerita: Intip Pameran Seni 'Museum of Speaking Skin' yang Bikin Terpukau
-
5 Sepatu Lokal Mirip New Balance 574, Harga Cocok untuk Budget Terbatas
-
7 Moisturizer untuk Usia 40 Tahun ke Atas di Indomaret, Best Anti Aging!
-
Warna Lipstik Apa yang Cocok untuk Usia 60 Tahun? Ini 5 Produk Terbaik agar Tampak Muda
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Tangan, Bantu Atasi Kulit Kering dan Keriput
-
7 Sunscreen Terbaik di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas
-
6 Pilihan Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Pria Usia 40 Tahun ke Atas
-
3 Shio Dapat Keberuntungan Melimpah 17-23 November 2025, Cek Hari Baikmu Mulai Besok!
-
5 Parfum Alternatif YSL Libre yang Lebih Murah dan Wanginya Mewah