Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai salah satu inisiatif strategis pemerintah kini menuai sorotan tajam. Alih-alih memberikan asupan gizi, program ini justru menimbulkan serangkaian insiden keracunan massal yang membuat publik resah.
Sejak diluncurkan pada Januari 2025, data menunjukkan lonjakan kasus keracunan MBG yang sangat mengkhawatirkan. Menurut data yang dihimpun dari Januari hingga akhir September 2025, tercatat 6.517 siswa menjadi korban keracunan akibat menyantap menu MBG. Lantas apa saja penyebab keracunan MBG sejak Januari 2025? Simak penjelasan berikut ini.
Temuan Bakteri, Virus dan Zat Kimia dalam MBG
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, turut memberikan penjelasan dari sisi medis. Dalam presentasinya di Rapat Komisi IX DPR, Budi memaparkan bahwa penyebab keracunan sangat beragam, mulai dari kontaminasi bakteri, virus, hingga zat kimia berbahaya.
"Hasil penelitian epidemiologi dari seluruh SPPG yang kita lihat ada keracunan, ini penyebab-penyebabnya secara medis," ujar Budi Gunadi di Rapat Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (1/10/2025).
"Jadi ada yang bakteri, ada beberapa itu virus, dan ini kimia," sambungnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kemenkes, beberapa jenis bakteri, virus dan zat kimia penyebab MBG beracun antara lain:
Bakteri
1. Salmonela: Sering ditemukan pada makanan yang tidak dimasak sempurna, terutama ayam dan telur.
2. Escherichia coli (E. coli): Bakteri yang hidup di usus hewan dan manusia, dapat mengontaminasi makanan melalui sanitasi yang buruk.
3. Staphylococcus aureus: Bakteri yang dapat berkembang biak di makanan yang disimpan terlalu lama pada suhu ruangan.
4. Clostridium perfringens: Sering ditemukan pada hidangan daging yang dimasak dalam jumlah besar dan tidak didinginkan dengan cepat.
5. Serta beberapa bakteri lain seperti Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, dan Shigella.
Virus
1. Norovirus/rotavirus: Sangat menular dan dapat menyebar melalui makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi.
2. Hepatitis A virus: Dapat mengontaminasi makanan melalui air atau sanitasi yang buruk.
Zat Kimia
1. Nitrit: Bahan pengawet yang jika digunakan secara tidak tepat dapat menjadi racun.
2. Scombrotoxin (histamin): Zat yang terbentuk pada ikan yang tidak didinginkan dengan benar, seperti ikan hiu atau tuna.
Baca Juga: Keracunan Massal MBG, FSGI: Itu Kesalahan Badan Negara, Korban Berhak Tuntut Ganti Rugi
Kasus Ikan Hiu Goreng dan Kelalaian SPPG
Salah satu kasus paling mencolok adalah insiden keracunan di Ketapang, Kalimantan Barat, yang melibatkan menu ikan hiu goreng. Menu ini disajikan di SDN 12 Banua Kayong dan menyebabkan sejumlah siswa jatuh sakit.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui bahwa penetapan menu tersebut adalah murni kelalaian dari pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah minta maaf dan mengakui hal tersebut murni keteledoran," ucap Agus.
Agus menyesalkan pilihan menu tersebut, mengingat ikan hiu bukan makanan yang umum dikonsumsi anak-anak dan berpotensi mengandung merkuri serta histamin.
Daftar Menu MBG yang Diduga Jadi Pemicu
Dari berbagai laporan, teridentifikasi beberapa menu yang diduga menjadi penyebab keracunan di berbagai daerah:
1. Cipongkor: Nasi, ayam, tahu goreng, sambal, sayuran, dan stroberi.
2. Garut: Nasi putih, ayam woku, tempe orek, sayuran, dan stroberi.
3. Tasikmalaya: Mie, ayam semur cincang, kerupuk pangsit, dan sawi hijau.
4. Cianjur: Kentang goreng, tempe, ayam katsu, dan buncis.
5. Rembang: Mie ayam, tahu rebus, dan potongan melon.
6. Ketapang: Nasi, ikan hiu filet saus tomat, oseng kol dan wortel.
7. Palembang: Nasi, ayam katsu, tahu, salad, dan pisang.
8. Kayong Utara: Nasi, ayam kecap, oseng kol, tempe goreng, dan puding.
9. Pugung: Nasi, tahu goreng, ikan lele goreng, dan salak.
10. Tuban: Nasi goreng.
11. Kupang: Nasi, sayur, telur, tahu, dan susu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
5 Keunggulan Gelar Bachelor of Science Honours Milik Gibran Rakabuming Raka
-
Mengenal Apa Itu Radioaktif Cesium 137 di Cikande dan Bahayanya Jika Terpapar
-
Berkeliling Ponpes Al Khoziny: Tiang Ajaib dan Desain Bangunan Disorot Sebelum Ambruk
-
8 Potret Rumah Vadel Badjideh, Kini Divonis 9 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
-
7 Jas Hujan Bahan PVC Anti Rembes Terbaik, Harga Mulai 70 Ribuan!
-
Profil Lidya Pratiwi alias Maria Eleanor, Artis Eks Napi yang Banting Setir Jadi YouTuber
-
Tetap Bugar Meski Sibuk, Ini 6 Tips Olahraga Sederhana
-
Apakah Karyawan Kena PHK Dapat BSU 2025? Simak Ketentuannya
-
Berapa Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Gedung Ambruk, Diduga Tak Punya IMB
-
Divonis 9 Tahun Penjara, Hukuman Vadel Badjideh Dibandingkan dengan Pembunuh Bocah di Kaltim