- Kemajuan digital yang kita nikmati setiap hari ternyata memiliki tantangan besar—energi panas dan konsumsi air dari pusat data.
- Kini, inovasi pendinginan cerdas hadir untuk menekan dampak lingkungan dengan cara efisien dan berkelanjutan.
- Teknologi ini menjadi langkah penting menuju era digital yang tidak hanya cepat dan pintar, tapi juga ramah bumi.
Suara.com - Pernahkah kita berpikir, bagaimana semua hal digital yang kita lakukan setiap hari—dari scroll TikTok tanpa henti, meminta saran ke ChatGPT, hingga meeting online—bisa berjalan begitu mulus? Di balik layar, semua itu ditopang oleh sebuah “kota digital” raksasa bernama pusat data (data centre).
Pusat data inilah yang menjadi jantung dunia digital modern, tempat miliaran informasi disimpan dan diproses setiap detik. Namun di balik kecanggihannya, ada tantangan besar yang jarang disadari: pusat data sangat panas dan haus energi.
Semakin cepat teknologi berkembang, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI), semakin besar pula energi dan air yang dibutuhkan untuk mendinginkan server-servernya. Di kawasan seperti Singapura, proses pendinginan saja bahkan bisa menyedot hampir separuh dari total daya pusat data!
Kini, muncul pertanyaan penting: bagaimana menjaga agar dunia digital tetap berkembang tanpa mengorbankan kelestarian bumi?
Dari Panas Menjadi Peluang
Kabar baiknya, masa depan digital yang berkelanjutan bukan lagi sekadar mimpi. Dalam sebuah langkah inovatif yang diperkenalkan di Singapura, Ecolab, perusahaan yang dikenal ahli dalam keberlanjutan, membawa sebuah solusi cerdas: 3D TRASAR™ untuk Direct-to-Chip Liquid Cooling.
Jika server adalah atlet yang berlari kencang, teknologi ini adalah monitor kesehatan super canggih yang melekat langsung ke "otak" atlet itu (chip). Daripada menyiramkan air es ke seluruh stadion (mendinginkan seluruh ruangan), teknologi ini bekerja langsung di sumber panasnya.
Fungsinya sederhana namun vital: Ia memantau kesehatan cairan pendingin secara real-time—mulai dari suhunya, tingkat keasamannya, hingga alirannya—memastikan chip tetap "sehat" dan bekerja dalam kondisi puncak.
Menciptakan AI yang Bertanggung Jawab
Baca Juga: Mewaspadai Risiko Dunia Digital, Mengapa Fitur Pelibatan Keluarga di TikTok Penting bagi Orang Tua?
Inovasi ini mengubah data centre dari monster yang haus sumber daya menjadi ekosistem digital yang bijak.
Seperti yang ditekankan oleh Gregory Lukasik, CEO & Senior Vice President of Ecolab Southeast Asia, ini adalah tentang pertumbuhan yang bertanggung jawab.
“AI membuka peluang pertumbuhan baru, asalkan kita dapat menciptakan sistem yang dapat menggunakan kembali air dan energi secara berkelanjutan. Inovasi ini memastikan setiap tetes air dan setiap watt energi yang digunakan pusat data benar-benar optimal, bukan terbuang sia-sia,” ujarnya.
Ini berarti setiap layanan cloud dan setiap algoritma AI yang kita nikmati didukung oleh teknologi yang selaras dengan ambisi keberlanjutan global, mendukung visi Smart Nation dan Singapore Green Plan 2030.
Jejak Digital yang Lebih Ringan
Pada akhirnya, peluncuran teknologi pendinginan ini jauh lebih dari sekadar urusan hardware. Ini adalah cerita tentang bagaimana kemajuan digital bisa berjalan beriringan dengan komitmen kita terhadap Bumi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
Terkini
-
Festival Budaya Indonesia Hadir di Turki, Tampilkan Kekayaan Tradisi 2 Negara
-
11 Zodiak dengan Kutukannya Masing-masing Sejak Lahir, Cek Kutukanmu!
-
Gaya Hidup Ramah Bumi: Perpanjang Umur Barang, Kurangi Sampah, Hidup Lebih Sustainable
-
Nadya Arina Ungkap Tantangan Jadi Korban 'Love Bombing' Jerome Polin di Film Penerbangan Terakhir
-
Konser Dewa 19 dan Rekor MURI Berangkatkan Umrah 1.171 Karyawan Jadi Highlight di GBK
-
Gabung Pertaruhan Season 3, Maudy Effrosina Sebut Karakter Laras Punya Banyak 'Lapisan' Misterius
-
Mengenal Museum Tjong A Fie Mansion, Tempat Unik dan Bersejarah yang Terendam Banjir Medan
-
Demi Film 'Suka Duka Tawa', Rachel Amanda Akui Stres Parah Diceburkan ke Panggung Open Mic
-
6 Hybrid Sunscreen yang Ampuh Melindungi Kulit dari Sinar UVA, UVB, dan Blue Light
-
Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula