Di jantung sejarah Surabaya, Masjid Ampel dan Makam Ampel menjadi magnet bagi para peziarah dan wisatawan.
Dilansir dari Javaisbeautiful, Terletak di Ampeldento, Surabaya Utara, masjid ini dibangun oleh Sunan Ampel pada tahun 1421 dan salah satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa, merupakan salah satu masjid terbesar di kota ini.
Masjid ini merupakan yang terbesar di Surabaya dan hingga kini masih termasuk salah satu masjid terbesar di kota tersebut.
Masjid ini memiliki arsitektur yang memukau, menggabungkan gaya Jawa kuno dengan sentuhan Arab. Di dalamnya, terdapat 16 pilar kayu jati yang masih berdiri tegak, memperlihatkan keindahan dan kekuatan desainnya.
Pilar-pilar masjid terbuat dari kayu jati dengan diameter 60 cm. Masjid ini didirikan untuk menyebarkan Islam di sekitar Surabaya, sehingga lokasinya di bagian utara kota sangat strategis.
Mengingat kedekatannya dengan pelabuhan yang menjadi pintu masuk utama ke Kerajaan Majapahit.
Pengunjung akan disambut oleh lima gerbang yang melambangkan rukun Islam, yang mengajak setiap peziarah untuk merenungkan nilai-nilai iman mereka.
Sunan Ampel, yang juga dikenal sebagai Raden Rahmat, Bong Swie Ho, dan Sayyid Ali Rahmatullah, tiba di Jawa saat berusia 20 tahun. Ibunya adalah seorang pangeran dari Champa.
bukan hanya seorang penyebar agama, tetapi juga sosok yang dihormati di kalangan masyarakat. Makamnya, yang terletak tidak jauh dari masjid, dikelilingi oleh suasana tenang dan penuh penghormatan.
Baca Juga: SJM Resorts Memperkenalkan Ragam Pengalaman Wisata Makau di Jakarta
Di masa mudanya, beliau dikenal sebagai sosok yang baik hati, saleh, dan bijaksana, sehingga banyak orang yang simpatik kepadanya, termasuk Raja Majapahit.
Raja Majapahit kemudian memberikan tanah di Ampeldento (yang sekarang menjadi bagian dari Surabaya) untuk membantu beliau menyebarkan agama Islam.
Atap masjid terdiri dari tiga tingkat, sementara ruangan utamanya berbentuk persegi panjang dan dilengkapi dengan soko guru (pilar utama). Podiumnya dihiasi dengan motif burung garuda, medali, tanaman merambat, serta simbol Surya Majapahit, yang merupakan logo resmi Kerajaan Majapahit.
Gaya dekorasi tidak hanya terkait dengan simbol-simbol Islam, tetapi juga mencerminkan esensi lokal yang berasal dari konsep kosmologi.
Tema burung sering muncul dalam literatur Islam, seperti dalam kisah Sulaiman, dan dalam tradisi Hindu, burung juga menghiasi kuil-kuil, bahkan menjadi kendaraan bagi Dewa Wisnu.
Dekorasi Surya Majapahit yang menggambarkan matahari menunjukkan bahwa Sunan Ampel menghormati kedaulatan Majapahit.
Berita Terkait
-
SJM Resorts Memperkenalkan Ragam Pengalaman Wisata Makau di Jakarta
-
Ini Wajah Baru Wisata Jakarta yang Serba Ada: Dari Liburan Keluarga hingga Pusat Gaya Hidup Urban
-
10 Destinasi Wisata Tersembunyi yang Diprediksi Trending di 2026
-
Wisata ke Sulawesi Kini Makin Mudah, Rute Baru Buka Akses ke Wakatobi hingga Toraja
-
Destinasi Wisata Inklusif Ada di Jakarta: Ruang Nyaman untuk Pemilik dan Hewan Peliharaan
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Alasan Orang Indonesia Begitu Jatuh Cinta pada Makanan Jepang
-
Intip Kemewahan 'Legacy of Love': Mengapa Perhiasan Kini Jadi Ekspresi Diri dan Seni
-
Daftar Shio yang Asmaranya Paling Hoki Besok 3 Desember 2025, Kamu Salah Satunya?
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Siapa Owner Parfum HMNS? Nominal Donasi untuk Banjir Sumatera Bikin Salut
-
10 Sepatu Kets Terbaik untuk Kerja, Stylish dan Nyaman Dipakai Seharian
-
Tren Belajar Forex di Kalangan Anak Muda Urban, Apa yang Harus Diperhatikan?
-
Kapan Manusia Pertama Kali Makan Daging? Ini Fakta Ilmiah Terbarunya
-
5 Rekomendasi Lip Balm untuk Dibawa Tidur, Harga Mulai Rp20 Ribuan Bibir Lembap Esok Paginya
-
Buah Kiwi, Kunci Rahasia Meringankan Sembelit dan Memperbaiki Pencernaan