- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus memproses relokasi 22 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di zona merah radiasi Cesium-137 di Cikande, Serang. P
- enolakan warga menjadi tantangan, yang diduga karena efek jangka panjang zat radioaktif (waktu paruh 30 tahun) tidak langsung terasa.
- Tim gabungan dari KLH, Brimob Polri, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Dinas Kesehatan setempat dikerahkan untuk melakukan penanganan dan dekontaminasi.
Suara.com - Kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, masih menjadi perhatian utama pemerintah.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melaporkan bahwa proses dekontaminasi di 10 titik yang terkontaminasi, baik di kawasan industri maupun permukiman warga, terus berjalan.
Fokus penanganan saat ini adalah upaya relokasi bagi warga yang tinggal di area paling terdampak. Sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) telah disarankan untuk dipindahkan karena bermukim di zona merah paparan radiasi.
Tim gabungan dari KLH, Brimob Polri, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Dinas Kesehatan setempat dikerahkan untuk melakukan penanganan dan dekontaminasi.
Meski berada di zona risiko tinggi, dilaporkan bahwa warga yang tinggal di Kampung Sadang, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, yang menjadi titik zona merah pencemaran, menunjukkan penolakan terhadap rencana relokasi.
Salah satu alasan penolakan ini adalah karena warga merasa tidak mengalami dampak kesehatan secara langsung akibat radiasi.
Penolakan ini memunculkan pertanyaan kritis: berapa lama sebenarnya efek radiasi Cesium-137 baru dapat dirasakan?
Efek Radiasi Cesium-137: Bahaya yang Terakumulasi Puluhan Tahun
Cesium-137 dikenal sebagai radionuklida dengan potensi bahaya jangka panjang yang serius karena memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun.
Baca Juga: 5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang
Artinya, zat ini memerlukan puluhan tahun agar setengah dari zatnya meluruh dan berhenti memancarkan radiasi.
Meskipun efek langsung (Sindrom Radiasi Akut) seperti mual, muntah, dan diare dapat terjadi dalam hitungan jam atau hari pada kasus paparan dosis sangat tinggi, bahaya utama dari Cs-137 adalah dampak akumulasinya dalam jangka panjang:
- Jalur Paparan: Paparan dapat terjadi secara eksternal (radiasi gamma dari luar tubuh) maupun internal. Paparan internal—yang terjadi saat Cesium-137 masuk ke tubuh melalui udara yang dihirup atau makanan/minuman yang tertelan—menjadi sangat berbahaya.
- Bioakumulasi dan Kronisitas: Tubuh manusia tidak dapat membuang Cesium dengan cepat. Zat ini dapat menumpuk (bioakumulasi) seiring waktu, yang mengakibatkan masalah kesehatan kronis yang tidak langsung terlihat.
- Dampak Jangka Panjang: Akumulasi ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi organ, penurunan signifikan pada sistem kekebalan tubuh, penuaan sel yang lebih cepat, hingga peningkatan risiko kanker yang baru muncul di kemudian hari.
Oleh karena itu, meskipun warga belum merasakan dampak fisik, status zona merah menunjukkan risiko akumulasi radiasi yang dapat mengancam kesehatan mereka di masa depan.
Hal ini pula yang mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemeriksaan kesehatan masif, di mana sembilan pekerja di Cikande telah dikonfirmasi positif terpapar Cs-137 berdasarkan hasil uji Whole Body Counting.
Terkait biaya dan tanggung jawab penanganan, KLH menegaskan adanya pemisahan jelas berdasarkan lokasi tercemar:
- Kawasan Industri: Proses dan pembiayaan dekontaminasi di kawasan industri sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak industri terkait.
- Wilayah Permukiman: Sebaliknya, untuk wilayah permukiman warga, seluruh proses dekontaminasi dan relokasi menjadi tanggung jawab penuh negara.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, sebelumnya telah menyampaikan bahwa selain proses relokasi di zona merah, pemeriksaan kesehatan massal juga telah dilakukan secara intensif terhadap warga yang berada di zona kuning untuk memitigasi dampak kesehatan jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
5 Rekomendasi Face Mist Penyegar Wajah Saat Naik Kereta: Ringan, Praktis, dan Anti Kusam!
-
Apakah Flek Hitam Bisa Hilang? Ini Rangkaian Skincare yang Bisa Jadi Solusi
-
6 Rekomendasi Parfum Awet untuk Traveling: Segar, Ringkas, dan Anti Luntur Saat Terkena Keringat
-
Jangan Skip Pakai Sunscreen, Ini 5 Cara Menghilangkan Flek Hitam di Tangan
-
Apakah Jule dan Na Daehoon Sudah Bercerai? Heboh Diduga Selingkuh dengan Petinju
-
5 Sunscreen yang Mengandung Zinc Oxide, Ramah untuk Kulit Sensitif
-
Hari Apa Tiket Pesawat Paling Murah? Ini Tips dan Waktu Terbaik untuk Beli agar Hemat
-
Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
-
4 Rekomendasi Parfum yang Aman Masuk Pesawat, Bisa Dibawa ke Kabin
-
7 Rekomendasi Tablet Rp 2 Jutaan: Harga Mahasiswa Praktis Buat Dibawa Kuliah