-
- Kontaminasi radioaktif Cs-137 di produk udang Indonesia bersumber dari industri logam di Cikande, Banten.
- Greenpeace menilai insiden ini bukti lemahnya pengawasan terhadap limbah logam dan bahan radioaktif.
- Pemerintah didesak lebih transparan, memperketat pengawasan, dan mengutamakan energi bersih ketimbang PLTN.
Suara.com - Pada Agustus lalu, publik dikejutkan oleh temuan otoritas Amerika Serikat. Food and Drug Administration (FDA) dan Bea Cukai AS menemukan bahwa produk udang beku asal Indonesia mengandung unsur radioaktif caesium-137 (Cs-137).
Temuan ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana bahan pangan bisa terkontaminasi unsur berbahaya seperti itu?
Sebulan setelahnya, hasil penyelidikan bersama berbagai lembaga di Indonesia mengungkap sumber masalahnya. Kontaminasi Cs-137 ternyata berasal dari besi bekas yang digunakan dalam aktivitas industri PT Peter Metal Technology (PMT), yang beroperasi di kawasan industri Cikande, Banten. Besi bekas itu tercemar unsur radioaktif, dan limbahnya kemudian menyebar ke lingkungan sekitar.
Cs-137 bukan unsur alami. Ia merupakan radioisotop buatan manusia yang bisa memancarkan radiasi beta dan gamma, serta memiliki masa paruh hingga 30 tahun.
Jika terlepas ke lingkungan, zat ini dapat menyebabkan mutasi DNA, kanker, hingga kematian. Artinya, dampaknya tidak hanya sesaat, tapi bisa mengancam generasi berikutnya jika tidak tertangani serius.
Aktivis lingkungan menilai insiden ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan terhadap bahan radioaktif.
“Kami menyoroti kasus ini sebagai bentuk kecerobohan pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap impor limbah logam bekas serta industri logam. Hal ini menunjukkan ketidakpatuhan atas standar yang ketat dalam pengelolaan dan deteksi dini unsur radioaktif,” ucap Yuyun Harmono, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.
Padahal, pengelolaan bahan radioaktif sudah diatur ketat dalam PP 45/2023 dan sejumlah peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Aturan tersebut memuat persyaratan teknis, sistem pemantauan radiasi, pembatas dosis untuk pekerja, serta tata kelola limbah radioaktif. Namun, implementasinya dinilai masih lemah di lapangan.
Greenpeace Indonesia mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap industri logam dan meningkatkan transparansi kepada publik.
Baca Juga: 9 Orang Positif Radioaktif CS-137 Cikande Dirawat di RS Fatmawati Jakarta, Begini Kondisinya!
“Publik harus tahu apa yang mencemari lingkungan mereka, tindak tegas industri yang melanggar aturan, terapkan zona khusus dan zona aman untuk setiap kawasan industri, dan membatalkan rencana untuk membangun PLTN, jika masih gagap mengelola kontaminasi radioaktif seperti yang kita lihat saat ini. Pemerintah seharusnya fokus mengembangkan Energi Terbarukan seperti surya yang minim emisi dan dampak buruk bagi masyarakat,” pungkas Yuyun.
Kasus ini membuka mata banyak pihak bahwa pengawasan terhadap bahan berbahaya tidak boleh hanya administratif. Kegagalan mendeteksi kontaminasi sejak dini bukan hanya soal kelalaian, tapi ancaman langsung bagi keselamatan publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Bikin Gaduh karena Hina Kiai, KPI Siap Ambil Sikap Tegas ke Trans7, Apa Sanksinya?
-
Kementerian PU Akan Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Pastikan Tak Ada Unsur Eksploitasi
-
KPI Bereaksi: Siaran Pesantren Trans7 Bikin Gaduh, Sanksi Tegas di Depan Mata
-
Ratusan Siswa Mogok Sekolah, FSGI Duga Kasus Kekerasan oleh Kepsek SMAN 1 Cimarga Bukan yang Pertama
-
PBNU Seret Trans7 ke Jalur Hukum, Gus Yahya: Terang-terangan Melecehkan Pesantren!
-
Dicap Hina Kiai dan Santri, Seruan Gus Nadir: Pecat Produser hingga Boikot Iklan di Trans7
-
APBN untuk Ponpes Roboh? Cak Imin: Itu Wujud Kehadiran dan Kewajiban Pemerintah
-
Jejak Mentereng Kerry Adrianto: Lulusan London, Anak Riza Chalid di Pusaran Korupsi Rp285 Triliun
-
Nadiem Makarim Muncul Usai Operasi: Siap Hadapi Kasus Korupsi, Minta Doa dari Guru dan Ojol
-
Keok, Nadiem Makarim Pasrah Gugatan Praperadilan Ditolak Hakim: Saya Terima Hasilnya!