Suara.com - Mengirimkan makanan melalui layanan delivery secara cepat bukan sekadar memindahkan dari titik A ke titik B, melainkan menjaga rasa, tekstur, dan keamanan makanan sampai ke tangan pelanggan, karena satu pengalaman buruk (seperti nasi yang menjadi lembek atau lauk yang dingin dan berbau) bisa membuat pelanggan enggan kembali, padahal dari dapur ke jalan ada banyak langkah yang bisa dipelajari dan diperbaiki untuk mencegahnya.
Selain soal reputasi, ada tanggung jawab kesehatan, seperti makanan yang tidak ditangani dengan benar selama pengiriman berisiko menimbulkan keracunan atau penurunan kualitas gizi, sehingga memahami prinsip-prinsip sederhana penting membantu pelaku usaha kuliner baik skala rumahan maupun usaha besar.
Dari pengalaman banyak pelaku usaha, kunci menjaga kualitas makanan saat delivery adalah kombinasi desain menu, pemilihan kemasan yang tepat, pengaturan suhu yang konsisten, dan kerja sama yang baik dengan jasa pengiriman. Semua itu harus berjalan berurutan dan sinkron agar pelanggan menerima produk yang masih layak, enak, dan aman dikonsumsi.
Dikutip dari beragam sumber, salah satunya phrisambas.org, membantu langkah-langkah yang bisa dilakukan, sehingga pemilik usaha, kurir, maupun pelanggan bisa memahami apa saja yang perlu diperhatikan supaya makanan sampai tetap bagus.
Tips Packaging Makanan yang Baik untuk Dikirim ke Kurir
Pemilihan kemasan yang tepat dan kontrol suhu adalah dua pilar utama, kemasan yang salah bisa menyebabkan uap membuat makanan lembek, atau wadah bocor sehingga penampilan dan kebersihan terganggu, sementara pengaturan suhu yang buruk menyebabkan penurunan mutu atau bahkan bahaya kesehatan.
1. Pilih kemasan sesuai jenis makanan
Untuk makanan panas, gunakan wadah berinsulasi atau aluminium foil dengan lapisan isolator agar panas terjaga lebih lama. Tutup rapat penting untuk mencegah tumpah, namun perlu ventilasi kecil jika memang harus mengeluarkan uap agar tekstur tidak jadi lembek.
Untuk makanan basah/berkuah, wadah plastik food grade dengan tutup kunci atau seal vakum mengurangi risiko bocor dan kebocoran minyak, tetapi perhatikan juga lapisan penyekat antara lauk dan nasi untuk mengurangi kelembapan berlebih.
2. Teknologi pendingin dan pemanas sederhana
Untuk produk frozen, gunakan ice pack atau dry ice sesuai kebutuhan dan aturan ekspedisi. Jika mengirim beku ke luar kota gunakan layanan berpendingin dan kemasan insulated box agar rantai dingin tidak putus.
Untuk menjaga makanan tetap hangat, gunakan thermal bag atau insulated food bag pada kurir, serta pertimbangkan penggunaan pelat pemanas sekali pakai untuk jarak pengiriman yang sedikit lebih lama.
3. Sistem komponen terpisah
Mengemas saus, dressing, atau topping secara terpisah mencegah tekstur makanan berubah selama perjalanan, pelanggan bisa mencampur sesaat sebelum makan sehingga rasa dan kerenyahan bahan tetap optimal.
Baca Juga: Potensi Transaksi Rp52,5 Miliar Digarap Mitra Binaan Indonesia Eximbank Lewat TEI 2025
Proses Operasional, dari Dapur ke Tangan Pelanggan
Proses operasional yang rapi meminimalkan waktu tunggu dan risiko kesalahan, urutannya harus jelas, mulai dari persiapan, pengepakan, koordinasi kurir, dan konfirmasi pengantaran.
1. Standard Operating Procedure (SOP) singkat
Siapkan menu yang ramah delivery, gunakan porsi dan kemasan yang sudah diuji ketahanannya saat dikirim. Selain itu pastikan makanan dikemas segera setelah dimasak untuk meminimalkan waktu pada suhu ruang.
Gunakan checklist packing untuk tiap menu (misal label isi, instruksi pemanasan ulang, tanggal produksi), sertakan penutup rapat dan tambahkan bahan penyerap uap atau separator bila perlu untuk mencegah kondensasi.
2. Koordinasi dengan mitra kurir
Pilih mitra kurir yang punya opsi instan atau pengiriman khusus makanan yang cepat sampai. Komunikasi waktu pengiriman itu penting, beri estimasi waktu yang realistis dan update ke pelanggan jika ada keterlambatan, serta sediakan instruksi penyimpanan singkat di kemasan agar penerima tahu langkah awal menjaga kualitas saat menunggu.
Kesimpulannya
Berita Terkait
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Potensi Transaksi Rp52,5 Miliar Digarap Mitra Binaan Indonesia Eximbank Lewat TEI 2025
-
Menavigasi Revolusi Kendaraan Listrik ASEAN: Peran VinFast di Pasar Global Baru
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
TEI 2025: LPEI & KemenkeuSatu Perkuat Ekspor UMKM Lewat Pameran dan Business Matching
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Belanja Sampai Tengah Malam, Jakarta Premium Outlets Gelar Midnight Sale dan Diskon Akhir Tahun
-
7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
-
6 Rekomendasi Moisturizer SKIN1004, No 3 untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Aplikasi Buy Now Paylater untuk Produktivitas: Bukan Sekadar Gaya Hidup
-
Beda Skincare Dermatology Tested vs Dermatology Approved, Mana yang Harus Dipilih?
-
Mau Sewakan Mobil Pribadi saat Liburan? Pastikan Hal Ini Agar Kendaraan Tetap Terlindungi
-
6 Shio Diprediksi Banjir Rezeki pada 27 Desember 2025: Lepas Beban, Uang Datang Bak Teman
-
5 Sepatu Lokal untuk Trail Running yang Lebih Murah dari Salomon Genesis
-
5 Two Way Cake untuk Kulit Kering, Kunci Makeup Flawless dan Anti Cakey
-
17 Promo Akhir Tahun 2025 yang Sayang Dilewatkan, Belanja Serba Hemat!