Bisnis / Keuangan
Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:08 WIB
Booth KemenkeuSatu di mana LPEI bersama dengan Kementerian Keuangan RI, DJBC, dan LNSW bersinergi (Suara.com/CNR ukirsari)

Suara.com - Kementerian Perdagangan RI menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) untuk ke-40 kalinya, berlangsung di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, pada 15-19 Oktober 2025. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) turut berpartisipasi dalam pameran skala internasional ini melalui Indonesia Eximbank.

Program rutin tahunan Kementerian Perdagangan RI tadi bertujuan meningkatkan daya saing produk lokal Indonesia agar mampu berbicara di pasar global. LPEI memberikan dukungan lewat kegiatan mempromosikan produk mitra binaan, debitur, desa devisa dari sektor Food and Beverage (F&B), utamanya rempah-rempah khas Indonesia.

Beberapa binaan LPEI yang turut hadir di TEI 2025 adalah PT Bunly Abadi Bersama dari Sulawesi Selatan. Produk berupa kacang mede dengan brand "Bunly", tersedia dalam tujuh varian, telah diekspor ke benua Asia, Afrika, serta Australia. Kemudian PT Indo Tropikal Group, produsen permen jahe dipadu sensasi buah tropis menggunakan nama dagang "Reed's", dipasarkan ke Amerika Serikat, Kanada, Australia, Denmark, dan Korea.

Lily Nuryah, CEO PT Bunly Abadi Bersama mengungkapkan TEI 2025 membuka peluang besar bagi perusahaannya untuk mendapatkan calon konsumen mancanegara.

Lily Nuryah, CEO PT Bunly Abadi Bersama (Suara.com/CNR ukirsari)

"Dalam penyelenggaraan TEI tahun ini, para peserta semakin banyak, kompetitif, dan para peminat dari luar negeri juga tidak sedikit. Kami sendiri mendapatkan konsumen potensial dari Nigeria, serta Mesir, yang akan meneruskan pembicaraan bisnis secara daring usai gelaran ini," ungkap Lily Nuryah asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia menjelaskan sejak mulai berbisnis pada 2019 sampai saat ini telah melayani pengiriman produk ekspor ke Malaysia, Singapura, Hong Kong, Korea, serta Australia. Selain itu turut mengisi pasar dalam negeri dengan tujuan berbagai mall di kota-kota besar.

"Juga menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan nasional serta internasional sebagai pemasok kacang mede camilan di pesawat komersial," ujar Lily Nuryah sembari mengungkapkan rasa syukur bergabung sebagai salah satu binaan LPEI.

Senada penuturan Nuri, salah satu owner dari PT Indo Tropikal Group, yang mengolah produksi di Karanganyar, bagian timur dari Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Jawa Timur.

Nuri dan Tonny, owner PT Indo Tropical Group yang mengekspor rempah dalam bentuk permen jahe, serbuk-serbuk, sampai bentuk segar (Suara.com/CNR ukirsari)

"Selain permen jahe, kami juga ekspor serbuk-serbuk sampai bumbu-bumbu, dan bentuk segar dari rempah seperti jahe, kunyit, temulawak, tergantung permintaan. Total bisa mencapai delapan kontainer," jelasnya tentang usaha keluarga yang dimulai sejak 2017.

Baca Juga: Sukses Sebelum 30: Rajutan Garut Ini Tembus Pasar Lewat Shopee

Dalam keikutsertaan di TEI 2025, Nuri menyatakan potential buyer semakin bervariasi. Apabila sebelumnya ada Amerika Serikat dan Australia, kini produknya didatangi peminat asal India, dan Pakistan.

Selain menghadirkan booth para pelaku UMKM binaannya, LPEI bersama Kementerian Keuangan RI, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Lembaga National Single Window (LNSW) bersinergi dalam KemenkeuSatu untuk mendukung para pelaku usaha berorientasi ekspor di TEI 2025 dalam melakukan perluasan akses pasar. Yaitu dengan cara membuka klinik konsultasi dan mini class mengenai produk F&B unggulan Indonesia, produk jasa keuangan untuk ekspor, aturan kepabeanan, dan perizinan ekspor yang dituangkan lewat Live Stage di TEI 2025.

Live Stage bertajuk "Saatnya Ekspor Naik Level, Powered by APBN" dengan pembicara Agnes Rahadian selaku Kepala Penugasan Khusus Ekspor LPEI, Esti Wiyandari dari DJBC, dan Dedi Abdul Hadi dari LNSW (Suara.com/CNR ukirsari)

Salah satunya Live Stage bertajuk "Saatnya Ekspor Naik Level, Powered by APBN" yang digelar pada Jumat (17/10/2025), dengan pembicara Agnes Rahadian selaku Kepala Departemen Penugasan Khusus Ekspor LPEI, Esti Wiyandari dari DJBC, serta Dedi Abdul Hadi dari LNSW.

Kesimpulan dari talkshow ini:

  • LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI terus mendukung peningkatan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor dalam aspek finansial maupun non finansial, agar mampu menembus pasar global.
  • LPEI menyediakan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor, yaitu program penugasan yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan ekspor nasional.
  • LPEI bersama dengan Kementerian Keuangan RI, DJBC, dan LNSW bersinergi dalam booth KemenkeuSatu pada TEI 2025 untuk mendukung perluasan akses pasar bagi pelaku ekspor agar dapat menjadi produk yang berani mendunia. Para pelaku ekspor dapat berkonsultasi mengenai Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi dan Jasa Konsultasi bahkan terkait dengan perizinan maupun kebijakan-kebijakan lainnya mengenai mekanisme ekspor.
  • Produk yang dipromosikan pada TEI 2025 adalah produk-produk unggulan dari debitur/mitra binaan/Desa Devisa LPEI yang bergerak di sektor makanan dan minuman. ***

Load More