Lifestyle / Komunitas
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:30 WIB
Ilustrasi apa itu Avoidant. (Google AI Studio)

Suara.com - Belakangan ini istilah "avoidant" tengah viral di TikTok dan ramai diperbincangkan netizen. Banyak warganet merasa relate dengan istilah tersebut dan mengaitkannya dengan perilaku pasangan yang tiba-tiba menjauh atau sulit terbuka secara emosional.

Tak hanya pengguna biasa, penyanyi Mahalini juga sempat menyinggung soal avoidant dalam salah satu unggahan yang membuat topik ini makin jadi sorotan.

Salah satu pembahasanya adalah seorang psikolog bernama Pasca yang juga dosen psikologi dengan pengalaman 13 tahun, memberikan pandangan menarik melalui akun TikToknya, Psikolog Pasca.

Dalam sebuah video yang ikut viral, ia menegaskan bahwa teori attachment yang sering dijadikan dasar untuk menjelaskan perilaku avoidant tidak seharusnya dipahami hanya dari konteks hubungan romantis.

"Teori ini awalnya dibuat untuk memahami hubungan antara bayi dan pengasuh utamanya, bukan untuk pacaran," jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa teori tersebut sering kali "dipelintir" di media sosial hingga keluar dari konteks aslinya.

"Psikologi itu untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, bukan untuk menambah ketakutan atau kebingungan," ujarnya.

Psikolog Pasca juga menyoroti fenomena self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri yang kini marak di TikTok.

Banyak pengguna langsung menilai dirinya atau orang lain sebagai avoidant hanya karena satu-dua perilaku yang tidak sesuai harapan, seperti jarang membalas pesan atau terlihat menjaga jarak.

Baca Juga: Di Tengah Isu Body Shaming, Nelly Furtado Umumkan Pensiun dari Panggung Musik

"Kalau ada satu-dua chat yang diabaikan, bukan berarti dia avoidant," kata Pasca dalam video yang sama. Ia mengingatkan bahwa istilah psikologi tidak boleh digunakan sembarangan, apalagi dijadikan konten demi engagement semata.

Menurutnya, saat ini istilah psikologi memang semakin sering digunakan, tetapi juga semakin sering disalahartikan.

Padahal, ilmu psikologi dibuat untuk membantu orang memahami diri dan orang lain dengan lebih sehat, bukan sekadar melabeli.

Apa Itu Avoidant

Apa Itu Avoidant? Viral di Tiktok Sampai Dibahas Mahalini. (Freepik)

Agar paham konteksnya, kita pahami dulu definisi dari avoidant. Secara ilmiah, istilah avoidant berasal dari konsep Avoidant Personality Disorder (AVPD) atau gangguan kepribadian menghindar.

Ini adalah kondisi psikologis ketika seseorang cenderung menghindari interaksi sosial karena rasa takut yang berlebihan terhadap penolakan, kritik, atau kegagalan.

Berbeda dengan sifat pemalu yang umum dimiliki banyak orang, penderita avoidant memiliki kecemasan sosial yang jauh lebih intens. Mereka sering kali merasa tidak layak, minder, atau tidak cukup baik untuk diterima oleh orang lain.

Akibatnya, mereka memilih menjauh dari hubungan atau situasi yang berpotensi membuat mereka merasa malu atau ditolak.

Asal-usul dan Penyebab Avoidant

Penyebab pasti dari avoidant personality disorder belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli menduga ada faktor genetik dan lingkungan yang berperan.

Beberapa kemungkinan penyebabnya bisa berupa pengalaman trauma masa kecil, seperti pelecehan fisik atau emosional. Bisa karena pola asuh yang terlalu kritis atau kurang kasih sayang.

Bisa pula karena kehilangan kepercayaan akibat pengkhianatan dari orang terdekat, serta faktor keturunan yang memengaruhi kepribadian seseorang.

Kondisi ini sering mulai tampak sejak masa kanak-kanak dan menjadi lebih jelas saat seseorang beranjak dewasa.

Mereka tumbuh dengan rasa takut untuk gagal, ditolak, atau diejek, hingga akhirnya membangun mekanisme pertahanan diri berupa menghindari hubungan sosial.

Gejala yang Perlu Diperhatikan

Gejala avoidant personality disorder umumnya meliputi:

  • Takut mencoba hal baru karena takut diejek atau gagal.
  • Terlalu sensitif terhadap kritik.
  • Cenderung memandang diri sendiri secara negatif.
  • Kesulitan membangun hubungan dekat.
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan banyak orang.
  • Mudah cemas, pesimis, dan merasa tidak berharga.
  • Terlalu berusaha menyenangkan orang lain agar diterima.

Namun, tidak semua orang yang tertutup atau sensitif bisa langsung disebut avoidant. Diagnosis gangguan ini hanya bisa ditegakkan oleh psikolog atau psikiater setelah evaluasi mendalam dan melihat apakah gejala tersebut sudah berlangsung lama serta mengganggu kehidupan sosial atau pekerjaan.

Penanganan gangguan kepribadian menghindar memerlukan pendekatan profesional. Psikoterapi, terutama terapi perilaku kognitif, menjadi langkah utama.

Melalui terapi ini, pasien diajak untuk mengubah pola pikir negatif dan belajar berinteraksi dengan orang lain secara perlahan.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat antidepresan atau antiansietas untuk membantu meredakan kecemasan dan memperbaiki suasana hati.

Yang terpenting, penderita avoidant perlu menyadari bahwa kondisi ini bukan "aib" atau "sifat buruk", melainkan sesuatu yang bisa ditangani dengan bantuan profesional.

Demikian itu pembahasan tentang apa itu avoidant. Tren "avoidant" di TikTok memang menarik dan membuat banyak orang merasa relate.

Namun, seperti diingatkan oleh psikolog Pasca, penting bagi kita untuk tidak menelan mentah-mentah istilah psikologi dari media sosial.

Avoidant bukan sekadar alasan untuk bersikap dingin atau menjaga jarak dari pasangan, tetapi bagian dari gangguan kepribadian yang nyata dan kompleks. Konsultasikan dengan psikolog atau psikiater agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan profesional.

Kontributor : Mutaya Saroh

Load More