Selama menjalankan tugasnya, Ribka dikenal sebagai sosok yang bersuara lantang, kerap menentang berbagai regulasi yang dinilainya tidak mengutamakan kepentingan rakyat kecil.
Kemudian Ribka terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2019-2024 sebagai anggota Komisi IX. Pada kontestasi Pileg 2024, dia sebenarnya kembali maju, tetapi gagal lolos.
Pada sepak terjangnya, Ribka dikenal sebagai politisi yang kritis. Namun, dia juga diketahui cukup sering menuai kontroversi.
Contohnya ketika menolak vaksinasi Covid-19 beberapa tahun lalu. Ketika itu, Ribka menjadi pembicaraan publik karena menyampaikan keraguannya terhadap vaksin Covid-19 dan mengingatkan agar vaksin tidak dikomersialisasikan.
Pernyataan Ribka Tjiptaning
Ribka Tjiptaning mengkritik rencana pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dia mengatakan secara pribadi menolak keras rencana tersebut.
"Sudah ngomong di beberapa media loh. Kalau pribadi, oh, saya menolak keras. Iya kan? Apa sih hebatnya si Soeharto itu sebagai pahlawan hanya bisa memancing, eh apa membunuh jutaan rakyat Indonesia," kata Ribka kepada wartawan di Sekolah PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Dia menilai Soeharto tak pantas dijadikan pahlawan nasional. Menurut Ribka, Soeharto merupakan pelanggar HAM.
"Udahlah, pelanggar HAM, membunuh jutaan rakyat. Belum ada pelurusan sejarah, udahlah nggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional," tuturnya.
Kekinian akibat pernyataannya, Ribka diadukan ke Bareskrim Polri oleh Aliansi Rakyat Anti Hoaks (ARAH).
Baca Juga: Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
"Kami datang ke sini untuk mengadukan pernyataan salah satu politisi dari PDIP yaitu Ribka Tjiptaning yang menyatakan bahwa Pak Soeharto adalah pembunuh terkait polemik pengangkatan almarhum Soeharto sebagai pahlawan nasional," kata Koordinator ARAH, Iqbal kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).
Menurut Iqbal, pernyataan Ribka Tjiptaning tidak berdasar. Pasalnya tak pernah ada putusan resmi dari pengadilan yang menyatakan Soeharto terbukti membunuh jutaan rakyat. Oleh karenanya, pihak ARAH menilai ucapan Ribka akan menyesatkan jika dibiarkan.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
Kelapa Jadi Wajah Rasa Indonesia, Rahasia di Balik Lezatnya Kuliner Nusantara
-
4 Body Lotion Mengandung Shea Butter untuk Lembapkan Kulit, Cegah Kerutan di Usia 40 Tahun
-
Merayakan Semangat Pahlawan Lewat Langkah Kecil dan Gaya Hidup Sehat
-
Tokyo Jadi Juara! Destinasi Wisata Paling Hits di Dunia Versi TOURISE Awards 2025
-
Gus Elham Yahya Apakah Sudah Menikah? Intip Latar Belakang dan Silsilah Dai Muda yang Viral
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Selevel Puma Speedcat, Desain Suede Cuma Rp100 Ribuan
-
Promo Superindo Hari Ini 13 November 2025: Katalog Baru dan Diskon Weekday
-
6 Cushion yang Bisa Menyamarkan Pori-pori Besar Tanpa Bikin Cakey, Cocok untuk ke Kantor
-
Azarine Rayakan 23 Tahun Perjalanan dengan DINO SEVENTEEN, Luncurkan Sun Protection Fusion Series
-
7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas