Lifestyle / Komunitas
Minggu, 28 Desember 2025 | 08:35 WIB
CEO Malaka Project, Ferry Irwandi (Instagram/irwandiferry)

Satu hal yang menarik perhatian adalah transparansi Ferry terkait pendanaan operasional penerbangan ini.

Ia menegaskan bahwa seluruh biaya penyewaan pesawat tidak memotong sepeser pun dana donasi publik yang terkumpul melalui laman Kitabisa.com.

“Soal pembiayaan, ini ditanggung gua pribadi dan kasnya Malaka,” tegas Ferry. Dengan kebijakan ini, seluruh uang donasi dari masyarakat dapat disalurkan secara utuh 100 persen dalam bentuk barang bantuan bagi para korban.

Angkut Kopi Gayo dan Hasil Bumi Aceh

Selain misi kemanusiaan, penerbangan Susi Air ini juga dimanfaatkan untuk menjaga denyut ekonomi petani lokal di daerah terdampak.

Pesawat Cessna 208B Grand Caravan tersebut difungsikan untuk membawa hasil komoditas unggulan dari Aceh menuju pasar Jakarta.

Setibanya di Bandara Kualanamu, armada langsung bertolak menuju Rembele guna mengangkut Kopi Gayo hasil panen rakyat.

“Kita angkut 1 ton hari ini ke Jakarta, besok kita akan angkut lagi 10 ton ke Jakarta,” jelas Ferry dalam video berdurasi singkat tersebut. Tak hanya kopi, pesawat ini juga diproyeksikan untuk membawa hasil pertanian lain seperti cabai dan bawang merah agar rantai distribusi tidak lumpuh.

Pemilihan unit Cessna 208B Grand Caravan oleh Susi Air bukanlah tanpa alasan. Pesawat bermesin turbin ini telah lama dikenal sebagai "pekerja keras" di wilayah perintis Indonesia karena kemampuannya mendarat di landasan pendek dan terpencil.

Baca Juga: Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara

Meski sempat menuai sorot bahkan ada TNI yang melaporkan Ferry. Ia justru menegaskan bahwa pemulihan di lokasi bencana tidak bisa lepas dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk TNI, aparat Polisi, BNPB, basarnas dan lain sebagainya. Mari bersama menolong korban bencana tanpa pamrih, demi kemanusiaan.

Kontributor : Rizqi Amalia

Load More