Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) tidak akan mangkrak jika dirinya terpilih menjadi presiden. Dia juga mengatakan, skema pembiayaan untuk proyek ini juga tidak akan terganggu.
"Ini sudah berjalan, jangan dikembalikan dan menjadi berhenti gara-gara itu. (Proyek) Ini berjalan dan semuanya sudah dihitung dan sudah dikalkulasi. Targetnya selesai kapan, semuanya jelas. Jangan ada lagi kita pikir mundur lagi," tutur Jokowi saat memantau pembangunan MRT di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (25/3/2014).
Sementara itu, Direktur Utama PT. MRT Dono Boestami yang menemani Jokowi mengatakan, sekarang proyek tersebut sudah memasuki proses penggalian 56 titik untuk pembuatan retaining wall.
"Supaya nanti jalan diatasnya tidak turun, nanti setelah retaining wall jadi, akan kita buat yang namanya the wall, sebelumnya kita gali dengan kedalaman 15 meter. Ini kemudian diurug, harus ada pengerasan tanah," tutur Jokowi.
Langkah itu bertujuan sebagai persiapan sebelum dilakukannya pengeboran tanah untuk pembuatan jalur kereta. Pengeboran ini pun baru akan dilakukan tahun depan, April 2015.
Proyek pembangunan MRT Jakarta akan dibangun dalam dua tahap, yakni tahap satu yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI, dan tahap dua dari Bundaran HI-Kampung Bandan.
Skema pembangunannya akan menggunakan pembagian proporsi pembayaran pinjaman, yakni 51 persen berasal dari anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 49 persen dari Pemerintah Pusat.
Tahap pertama pembangunan untuk rute sepanjang 9,8 kilometer dari total 15,7 kilometer. Pembangunan tahap pertama ini dimulai pada 10 Oktober 2013 dengan target rampung pada 2017.
Untuk pembangunan tahap pertama, pinjaman Jepang akan dikucurkan dalam dua waktu, yakni 50 miliar yen atau Rp5,7 triliun untuk kucuran pertama dan 75 miliar yen atau Rp8,6 triliun untuk kucuran kedua.
Adapun tahap kedua pembangunan untuk rute sepanjang 5,9 kilometer akan dimulai pada 2017, setelah tahap pertama pembangunan rampung. Tahap kedua butuh alokasi dana 113 miliar yen atau sekitar Rp 13 triliun dengan kurs sekarang. Untuk ruas ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!