Suara.com - Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD tidak berarti membuat pengeluaran berkurang, justru malah terbuka kesempatan terjadinya kolutif dan transaksional yang akhirnya berujung korupsi, kata peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsudin Haris, di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
"Jika pemilihan tidak langsung bukan berarti pengeluaran jadi lebih murah. Bisa jadi malah lebih besar dan korupsi bisa terjadi karena proses pemilihannya tidak diawasi oleh rakyat," kata dia.
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, Muhammad Afifuddin, juga mengatakan bahwa pilkada oleh DPRD tidak menjamin dapat mengurangi pengeluaran belanja kampanye.
Ia mengatakan pilkada oleh DPRD akan membuat masyarakat kehilangan hak politiknya untuk memilih dan dipilih.
"Ini urusan kedaulatan rakyat, masalah hak asasi, kalau kemudian logikanya semua bisa diwakilkan, pilpres pun bisa diwakilkan," kata dia.
Menurut dia, pilkada langsung adalah makna tertinggi dari penghargaan hak politik dan kedaulatan rakyat.
"Jadi sebenarnya itu adalah sesat pikir jika menganalogikan pilkada oleh DPRD akan lebih efisien," kata dia.
Oleh sebab itu ia mengatakan berbagai upaya yang dilakukan oleh publik untuk mengawasi pemilihan umum harus didukung sehingga demokrasi ini dapat dikawal. (Antara)
Berita Terkait
-
RUU Pilkada Topik Terhangat di Seluruh Media Online Indonesia
-
Golkar Ancam Pecat Kader yang Tak Hadir saat Pengesahan RUU Pilkada
-
Fraksi Demokrat Sudah Kirimkan Sikap Resmi Dukung Pilkada Langsung
-
RUU Pilkada, Pramono : Saya Yakin Ada Anggota DPR yang Berhati Nurani
-
Koalisi Merah Putih Dinilai Berpotensi 'Khianati' Demokrasi
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak
-
Mencurigakan! Kenapa Kerangka Manusia di Gedung ACC Baru Ditemukan Dua Bulan Setelah Kebakaran?
-
Dengar 'Curhatan' Kades, Dasco: DPR Kawal Masalah Lahan dan Dana Desa
-
Intervensi Kemenkeu di Kasus Rp349 T? Mahfud MD Desak Menkeu Purbaya Bertindak Tegas!
-
KPK 'Bidik' Wagub Riau SF Hariyanto, Dugaan Korupsi Proyek PUPR Makin Panas
-
Viral! Gubernur Riau Kena OTT KPK, Wagub SF Hariyanto Banjir Ucapan Selamat
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah