Suara.com - Rachmawati Soekarnoputri menemui pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (9/10/2014). Ia mengaku menyampaikan petisi dari elemen masyarakat yang mengadukan bukti kecurangan pada Pemilu Presiden (Pilpres) lalu serta kasus korupsi presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
"Kami menyampaikan petisi rakyat dari berbagai elemen dan seminar. Sebetulnya di dalamnya menyoroti proses dan hasil Pilpres. Kami menemukan banyak bukti kecurangan," ucap Rachmawati di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
Rachmawati menyayangkan hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih priode 2014-2019.
"Katakanlah presiden terpilih versi KPU banyak membawa masalah-masalah. Kenapa saya mengadu ke DPR, ini untuk klarifikasi dulu kasus-kasus Jokowi (sebelum dilantik)," ujar dia.
Selain itu, Rachmawati juga menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah mengetahui kasus korupsi Jokowi tidak berani menindaklanjuti kasus tersebut.
"Laporannya yang tahu kasus hukumnya Jokowi tidak ditindaklanjuti, seperti KPK dan Kejaksaan Agung. KPK empat sampai lima kasus waktu di Solo dan rekening di luar negeri, Transjakarta di Kejaksaan Agung," beber Rachmawati.
Ia juga menyayangkan, terpilihnya Jokowi sebagai presiden tidak diklarifikasi oleh lembaga terkait.
"Kalau seorang pimpinan negara tidak diklarifikasi sebelum pelantikan bagaimana itu martabat bangsa," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK