Suara.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengutuk aksi-aksi terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan Islam, menyusul serangan maut yang dialami majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, di Paris.
Dalam pernyataannya yang dimuat oleh media massa Iran pada Jumat (9/1/2015), Rouhani mengatakan "kekerasan dan terorisme, apakah itu di wilayah ini, di Eropa atau di Amerika Serikat adalah tindakan tercela".
"Mereka, yang membunuh dan melakukan kekerasan serta aksi-aksi garis keras dengan mengatasnamakan jihad, agama atau Islam, sebenarnya menyulut Islamophobia," ujar Rouhani.
Rouhani tampaknya menyinggung hal itu terkait serangan pada Rabu di Paris, yaitu ketika pria-pria bersenjata membantai tewas 12 orang, termasuk delapan jurnalis, di kantor pusat majalah mingguan satiris Charlie Hebdo.
Namun, Rouhani dalam pernyatannya tidak menyebut nama majalah tersebut. Pria-pria bersenjata dan bertopeng ketika melancarkan pembantaian itu meneriakkan "Allahu Akbar" dan mengatakan bahwa mereka melakukan pembalasan bagi Nabi Muhammad.
Charlie Hebdo dikenal karena mengejek Islam radikal dan telah beberapa kali membuat marah kalangan Muslim, terutama ketika majalah itu pada 2006 menerbitkan kartun-kartun bergambar Nabi Muhammad, termasuk salah satunya yang memperlihatkan sebuah sorban sebagai bom.
Iran pada Rabu mengecam serangan tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Marzieh Afkham, mengatakan, "Semua aksi terorisme terhadap orang-orang tak berdosa adalah hal yang keluar dari ajaran Islam." Imam Ahmad Khatami, pemimpin utama shalat Jumat, menegaskan pandangan itu dalam khutbah migguannya.
"Islam tidak membolehkan siapapun untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah, apakah itu di Paris, Suriah, Irak, Yaman, Pakistan atau Afghanistan," katanya. (AFP)
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik