Suara.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dalam video terbaru yang muncul di Internet, Selasa (20/1/2015), mengancam akan memenggal dua tawanan berkebangsaan Jepang. Tetapi ISIS bersedia membebaskan keduanya jika Tokyo memberikan tebusan sebesar 200 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,5 triliun dalam waktu 72 jam sejak ancaman itu ditayangkan.
Video yang diduga dibuat oleh al-Furqan, media ISIS, berisi gambar seorang algojo bertopeng dan berbusana hitam, berdiri di antara dua tawanan Jepang yang sedang berlutut. Keduanya mengenakan busana oranye.
Dalam video itu ISIS mengalamatkan ancaman dan permintaanya kepada Perdana Menteri Shinzo Abe, yang sedang dalam lawatan enam hari ke Timur Tengah.
"Kepada Perdana Menteri Jepang, meski Anda berada lebih dari 8500 kilometer dari Negara Islam, Anda sudah terlibat dalam perang ini. Anda dengan bangga telah menyumbangkan 100 juta dolar untuk membunuh perempuan dan anak-anak kami, untuk menghancurkan rumah umat Muslim," kata algojo tersebut dalam logat Inggris kental.
Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, kedua warganya yang disandera ISIS itu diketahui sebagai Kenji Goto dan Haruna Yukawa.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, tidak bersedia mengatakan apakah Jepang akan membayar tebusan itu atau tidak.
"Jika benar, ancaman ini tak bisa dimaafkan dan kami merasa sangat marah. Kami akan mengerahkan segala upaya untuk membebaskan mereka," kata Suga.
Pada Agustus lalu Yukawa, seorang operator perusahaan militer swasta, diculik di Suriah. Lelaki yang berusia 40an tahun itu diduga pergi ke Suriah untuk memberikan pelatihan militer.
Foto dalam akun Facebooknya menunjukkan dia berada di Irak dan Suriah pada Juli 2014. Sebuah video dalam akun Facebook itu menunjukkan Yukawa sedang memegang senapan serbu Kalashinikov. Di bawahnya tersemat judul: "Perang Suriah di Aleppo 2014."
Goto, di sisi lain, adalah wartawan lepas yang sedang meliput konflik di Suriah.
"Saya sedang di Suriah untuk meliput," tulis Goto dalam emailnya ke seorang wartawan Associated Press pada Oktober 2014 lalu, "Semoga saya bisa menangkap atmosfer di tempat saya berada sekarang dan membagikannya."
ISIS sejauh ini sudah memengal sejumlah sandera, termasuk dua wartawan Amerika Serikat, James Foley dan Steven Sotloff, serta dua warga Inggris, David Haines dan Alan Henning. Meski demikian, dalam pemenggalan itu ISIS tidak pernah meminta tebusan. (Time.com)
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota