Suara.com - Kendati jeda kemanusiaan berlaku sejak empat hari sebelumnya, pertempuran antara anggota kelompok Syiah, Al-Houthi, dan milisi suku masih berlangsung di berbagai provinsi Yaman Selatan pada Sabtu (16/5/2015). Pertempuran berkecamuk di Provinsi Aden, Taiz, Adh-Dhalee, Shabwa di Yaman Selatan dan Provinsi Al-Bayda serta Marib di bagian tengah negeri itu.
Sedikitnya 62 orang, termasuk 33 warga sipil, dilaporkan tewas dalam pertempuran pada Sabtu antara anggota Al-Houthi yang didukung satuan militer yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan petempur suku yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini hidup di pengasingan.
Kondisi tersebut menyulitkan lembaga bantuan untuk mengirim makanan buat jutaan orang yang kehilangan makanan, obat dan bahan bakar.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menghentikan serangan udara pada Selasa (12/5/2015) malam, ketika gencatan senjata lima-hari dimulai untuk memungkinkan kebutuhan kemanusiaan dikirim ke Yaman. Namun pertempuran antara anggota suku yang setia kepada Hadi dan Al-Houthi berlanjut di berbagai provinsi Yaman Selatan.
Jeda kemanusiaan lima-hari dijadwalkan berakhir pada Minggu (17/5/2015) ini, sementara Arab Saudi menuduh kelompok Al-Houthi berulangkali melanggar gencatan senjata. Riyadh berikrar takkan mengizinkan jeda kemanusiaan lain pada masa depan jika petempur Al-Houthi melanjutkan serangan di berbagai kota di Yaman Selatan.
Kelompok Syiah Al-Houthi pada Kamis (14/5/2015) sepakat dengan Utusan Khusus PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed untuk melanjutkan pembicaraan yang diperantarai PBB selama serangan udara pimpinan Arab Saudi dihentikan, dan menyatakan Jenewa, bukan Riyadh, mesti dipilih menjadi tuan rumah pembicaraan, kata beberapa pejabat pemerintah. (Antara/Xinhua)
Tag
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram