Suara.com - Hanya berselang kurang dari delapan bulan, tiga pesawat penumpang jatuh di Indonesia. Desember 2014, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 jatuh di Laut Jawa dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura. Sebanyak 162 penumpang tewas. Bulan Juni lalu, pesawat Hercules TNI AU jatuh di Medan saat hendak lepas landas. Sebanyak 135 penumpang tewas.
Peristiwa terbaru, pesawat Trigana Air yang membawa 54 orang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Minggu, 19 Agustus 2015. Seluruh penumpang dan awak pesawat menjadi korban. Pertanyaan besar adalah, bagaimana dengan standar keselamatan penerbangan di Indonesia, sektor yang berkembang pesat namun miskin keselamatan.
Arnold Barnett, ahli statistik yang mengkhususkan diri dalam keselamatan penerbangan internasional mengatakan kepada New York Times pada bulan Desember bahwa tingkat kecelakaan yang menyebabkan kematian di Indonesia sangat parah. Satu penumpang tewas dari setiap satu juta penumpang atau 25 kali lebih buruk dari AS. Catatan ini menjadikan Indonesia termasuk negara dengan keselamatan terburuk di dunia.
Bila dilihat lebih jauh, standar keamanan operator penerbangan di Indonesia dalam catatan internasional sangat buruk. Tahun 2007, Uni Eropa melarang semua maskapai penerbangan asal Indonesia terbang di wilayah Eropa. Sedikitnya ada empat maskapai yang melayani penerbangan internasional. Garuda Indonesia, Airfast Indonesia Ekspress, AirAsia dan Transportasi Antarbenua.
Larangan ini keluar menyusul buruknya standar keselamatan di tengah pesatnya pertumbuhan industri penerbangan. Faktor geografi wilayah Indonesia, dengan lebih dari 13.000 pulau telah mendorong pertumbuhan industri yang melayani perjalanan udara. Regulator penerbangan bersaing ketat dengan memperbanyak penerbangan berbiaya rendah.
“Salah satu alasan mengapa jumlah kecelakaan penerbangan meningkat di Indonesia karena banyak orang memilih menggunakan pesawat terbang, bukan menggunakan kapal feri,” kata Daniel Tsang, pendiri Aspire Aviation seperti dikutip CNN.
Sementara Tony Tyler CEO Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan tahun 2034 Indonesia akan menjadi pasar terbesar ke-enam untuk transportasi udara. Pada tahun tersebut diperkirakan 270 juta penumpang akan menggunakan transportasi udara. Tyler mengkawatirkan masalah keselamatan penerbangan ini akan menjadi masalah terbesar bagi perkembangan penerbangan di Indonesia.
Audit organisasi penerbangan sipil internasional USOAP mencatat Indonesia dinilai memiliki standar di bawah rata-rata internasional, dan menempatkan Indonesia masuk rating kategori 2. Kategori 2 berarti negara tidak memiliki peraturan yang diperlukan untuk mengawasi maskapai penerbangan sesuai standar internasional, atau otoritas penerbangan sipil kekurangan tenaga ahli di bidang teknis, terlatih, maupun ahli dalam prosedur pemeriksaan.
Berita Terkait
- 
            
              Kemenhub Soal Insiden Pesawat Trigana Air Keluarkan Api di Bandara Sentani: Tak Ada Korban Jiwa
 - 
            
              Trigana Air Tujuan Wamena Alami Insiden, Penumpang Buka Jendela Darurat karena Panik
 - 
            
              Mesin Pesawat Trigana Air Mendadak Keluar Api di Sentani, Penumpang Panik Ada yang Loncat Keluar
 - 
            
              Istri Pj Gubernur Papua Ramses Limbong Ikut Jadi Korban Pesawat Trigana Air, Begini Kondisinya
 - 
            
              Ngeri! Begini Kronologi Pesawat Trigana Air Gagal Lepas Landas di Bandara Serui Papua
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Gubernur Riau Kader PKB Diciduk KPK, Petinggi Partai: Hormati Proses Hukum
 - 
            
              Human Error! Imbas Masak Nasi Ditinggal Pemiliknya, 3 Rumah di Cakung Jaktim Ludes Terbakar
 - 
            
              Jonan Buka-bukaan! Ini Isi Diskusi 2 Jam Bareng Prabowo, Singgung Keadilan Sosial
 - 
            
              Kecelakaan Depan DPR: Pengemudi Ojol Kabur Tinggalkan Penumpang Bersimbah Darah, Kini Masuk DPO!
 - 
            
              Gerindra Bantah Budi Arie Sudah Jadi Kadernya, Dasco: Belum Ada KTA
 - 
            
              Di Mata Sang Penambal Ban Asal Pati Ini, JKN Telah Menjadi Penyelamat Hidupnya
 - 
            
              Hukum Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas? Yusril: Akibat Ketimpangan Sosial-Ekonomi
 - 
            
              OTT Gubernur Riau Abdul Wahid: Dibagi 2 Kloter, KPK Giring 9 Orang ke Jakarta, Siapa Saja Mereka?
 - 
            
              Pemerintah Siap Kembangkan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Tapi Tunggu Urusan Whoosh Beres Dulu
 - 
            
              Dari Kuli Bangunan Jadi Gubernur, Abdul Wahid Kini Diciduk KPK dalam Operasi Senyap