Suara.com - Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto dan salah satu wakilnya, Fadli Zon ke salah satu bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump menjadi sorotan media di AS maupun di Indonesia.
Belum diketahui pasti apa tujuan dua petinggi DPR itu bertemu dengan salah satu politikus paling kontroversial AS itu di Trump Tower, New York City.
Beberapa kolega Setya dan Fadli di DPR mengaku tak tahu apa yang mereka bicarakan bersama Trump, bakal calon presiden AS yang gemar mengeluarkan komentar rasialis dan diskriminatif terhadap imigran Meksiko yang masuk ke AS.
Fadli sendiri mengatakan lawatan ke markas bisnis Trump adalah agenda tak resmi. Ia membantah bahwa kunjungan itu adalah bentuk dukungan DPR secara lembaga terhadap Trump.
"Ya enggak (dukungan). Apa urusannya kita dengan pilpres AS. Punya suara juga tidak," kata Fadli kepada wartawan melalui pesan singkat.
Adapun dalam wawancara dengan Business Insider, Fadli mengatakan bahwa Trump adalah tokoh yang dikagumi di Indonesia.
"Menurut saya, kami menyukai dia (Trump), karena dia juga berinvestasi di Indonesia," kata Fadli, politikus Gerindra.
"Menurut saya dia juga sangat terkenal dengan acara televisinya dan tentu saja, ketika orang Indonesia berbicara soal jutawan dan miliuner, yang pertama muncul dalam pikiran mereka adalah Donald Trump," jelas dia lebih lanjut.
Berdasarkan pengamatan Business Insider, Fadli dan sejumlah orang dalam rombongannya membawa bingkisan dari toko cendera mata Trump Tower. Fadli mengatakan dia "belum membuka bingkisan itu dan tak tahu apa isi di dalamnya".
"Zon berusaha mengintip, tetapi pita dan kertas tisu yang membungkusnya menghalanginya," tulis Business Insider.
Adapun ketika ditanya soal komentar-komentar rasialis Trump terkait imigran Meksikol Fadli mengatakan bahwa hal itu wajar-wajar saja.
"Menurut saya, tidak apa-apa. Apa yang dia komentari adalah imigran ilegal. Dia tak mempermasalahkan orang lain, orang asing, atau dengan imigran selama mereka legal. Jadi menurut saya itu sangat normatif, sesuatu yang sangat baik untuk diucapkan. Menurut saya itu sesuatu yang universal," kata Fadli.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Lamban Ungkap Tersangka Korupsi Gubernur Riau, Apa Alasannya?
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG