Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Partai Nasional Demokrat Luthfi Andi Mutty menilai penetapan mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella menjadi tersangka sarat dengan muatan politis. Ia menduga ada pihak lain yang tidak suka dengan partainya.
"Ya, kelihatan sekali nuansa politisnya," ujar Luthfi di acara diskusi di balai wartawan DPR, Jumat (16/10/2015).
Kemarin, Patrice ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima hadiah dari Gubernur Sumatera Utara (nonaktif) Gatot Pujo Nugroho dan istri: Evy Susanti, atas jasanya memfasilitasi penanganan perkara korupsi dana bantuan sosial di Sumatera Utara ketika diusut oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Keterlibatan Patrice dalam perkara tersebut terungkap dari sadapan pembicaraan antara Gatot dan Evy.
Luthfi kemudian mempertanyakan alasan KPK tidak merinci jumlah rupiah yang diterima Patrice.
"Sudah menjadi tradisi KPK, ketika menetapkan seorang tersangka pasti disebutkan berapa angka yang disangkakan dengan tindak pidana korupsi. Sejak Rio disebut terlibat saya tidak pernah mendengar berapa sih sebenarnya nilai (uang) yang disangkakan kepada Patrice Rio Capella. Ini pertanyaan besar buat saya," katanya.
Keyakinan Luthfi penetapan Patrice menjadi tersangka tidak lepas dari kepentingan politik, antara lain karena posisi Patrice saat ini yang sangat penting di Nasdem dan DPR.
"Pertama Rio sebagai Sekjen Nasdem, kedua anggota DPR, sehingga sulit dipisahkan dengan kasus politik. Ini yang perlu kita pahami bersama," tutur Luthfi.
Selain itu, kata dia, Luthfi curiga ini ada kaitannya dengan posisi dan sepakterjang Partai Nasdem selama ini.
"Saya mohon maaf kepada teman-teman dari partai dan politisi bahwa sejak Nasdem hadir di cakrawala politik di Indonesia. seperti kelihatan keluar dari mainstream politik yang ada selama ini," kata Luthfi.
Ia mengungkapkan saat ini sistem politik Indonesia bermain di ranah politik transaksional. Oleh karena itu, hadirnya Partai Nasdem sebagai partai politik dengan nuansa baru membuat keadaan tidak nyaman bagi partai atau politisi lain.
"Kalau ada pencalonan caleg baik itu DPR, DPD biasanya selalu ada transaksi, tetapi Nasdem tidak melakukan transaksi jadi pasti akan membuat gelisah partai lain," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara