Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan mendukung tindakan Pemerintah Provinsi Maluku menutup aktivitas penambangan emas ilegal di Gunung Botak, Kabupaten Pulau Buru.
"Penambangan liar memang harus dihentikan dan ditutup. Syukur saya mendengar dari Gubernur Maluku Said Assagaff bahwa Gunung Botak juga sudah ditutup," kata Menko Luhut disela - sela Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Maluku (MAMA), di Ambon, Kamis.
Luhut mengingatkan Pemprov Maluku jika areal pertambangan emas Gunung Botak akan dikelola, hendaknya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan serta tidak menggunakan bahan berbahaya terutama merkuri dan sianida.
"Saya terkejut mendengar penjelasan Gubernur Said bahwa ternyata yang memasok dan menggunakan merkuri serta sianida para areal pertambangan di Gunung Botak ternyata para penambang dari luar Maluku," ujarnya seperti dikutip Antara.
Penggunaan merkuri dan sianida tidak hanya merusak lingkungan sekitar atau tumbuhan mati, tetapi lebih dari yang terkena dampak paling berbahaya adalah generasi penerus bangsa di Maluku di masa mendatang.
Dia menegaskan, areal pertambangan yang dilakukan secara ilegal di berbagai daerah di tanah air harus segera ditutup.
"Jika dibiarkan terus berlangsung maka dikhawatirkan dalam kurun 10 tahun mendatang ada satu generasi yang hilang atau lahir dengan kondisi keterbelakangan mental atau bodoh," tegasnya.
Dia menambahkan, langkah tegas penutupan lokasi penambangan ilegal di berbagai daerah dengan melibatkan TNI dan Polri, merupakan dalah satu solusi untuk mencegah berulangnya kasus Minamata di Jepang tahun 1953, atau di Teluk Buyat di Sulawesi Utara.
"Karena itu saya mengimbau pemprov serta aparat keamanan untuk bertindak tegas menutup semua kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) di berbagai wilayah di tanah air, sehingga tidak terulang lagi berbagai kasus pencemaran lingkungan maupun penyakit," tandasnya.
Kegiatan penambangan emas ilegal di Gunung Botak, Pulau Buru dimulai sejak tahun 2011, di mana pada periode 2012 -2013 tercatat sebanyak lebih dari 30 ribu penambang yang datang dari berbagai daerah melakukan aktivitas penambangan di lokasi seluas 250 hektar tersebut.
Aktivitas penambangan yang dilakukan dengan menggunakan merkuri dan sianida secara berlebihan menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) Anahoni yang bermuara di Teluk Kaiely mengalami kerusakan sangat parah.
Aliran air pada DAS tersebut menjadi kering serga ribuan tanaman sagu mati, selain itu, terdapat ratusan kolam rendaman yang mengandung bahan beracun dan logam berat akibat penggunaan merkuri dan sianida secara berlebihan, dibiarkan begitu saja oleh para penambang. (Antara)
Berita Terkait
-
Dinilai Kejahatan Serius, Kubu OC Kaligis Bongkar Dugaan Tambang Ilegal di Haltim
-
Penambang Ilegal di Kotamobagu Diduga Gunakan Sianida
-
Operasi PETI di Inhu, Polisi Musnahkan 10 Unit Rakit Pocay Penambang Emas Ilegal
-
Bos Freeport: Jika Izin Tak Diperpanjang, Indonesia Kehilangan 4 Miliar Dolar AS Tiap Tahun
-
Tambang Emas Latimojong: Rakyat Kehilangan Tanah, Leluhur Digusur, Korporasi Panen Emas
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan
-
KontraS Ajukan Tiga Tuntutan untuk Tim Investigasi Demo Ricuh Bentukan Prabowo
-
Dicecar KPK soal SK Korupsi Haji, Eks Sekjen Kemenag 'Lempar Bola' ke Dirjen PHU
-
Total 5 Korban Tewas, Balita Ikut jadi 'Tumbal' Terbakarnya Sumur Minyak Ilegal di Blora