Suara.com - Prancis mengambil kebijakan untuk menutup masjid-masjid yang dinilai sebagai pusat penyebaran eksremisme di negara itu untuk mencegah berkembangnya ideologi radikal. Tetapi menurut para aktivis langkah itu tidak tepat dan justru hanya akan memojokkan komunitas Muslim Prancis yang minoritas.
Setidaknya sudah tiga masjid yang ditutup oleh pemerintah Prancis, yang hingga kini masih menetapkan status darurat. Status darurat memang memberikan keistimewaan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di luar kelaziman, termasuk menutup rumah ibadah.
Seorang imam di Prancis mengatakan bahwa antara 100 sampai 160 masjid akan ditutup, sebagai bagian dari upaya pengetatan keamanan di negara yang sering disebut sebagai pelopor demokrasi dan kesetaraan itu.
"Para pakar sudah menunjukkan bahwa teroris tidak muncul dari komunitas-komunitas yang terorganisasi," kata Samia Hathroubi, aktivis hak asasi manusia Prancis berdarah Tunisia.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Prancis tidak konsisten dalam mengambil kebijakan itu. Ia menjelaskan sebelumnya Presiden Francois Hollande mengatakan bahwa pemerintah tidak menyasar umat Islam, tetapi kini di bawah undang-undang darurat semakin banyak masjid dan aktivis Muslim yang menjadi sasaran pemeriksaan.
"Saya khawatir dan sangat terkejut dengan keputusan yang diambil oleh para eksekutif untuk memberantas terorisme," ujar Hathroubi.
"Menurut saya kita harusnya sangat hati-hati, karena hak sipil dan kemerdekaan kita sedang terancam oleh status darurat ini," imbuh dia.
Ia juga mengatakan bahwa kini umat Islam di Prancis khawatir akan menjadi sasaran balas dendam, setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah menyerang Paris pada 13 November lalu dan menewaskan 130 orang.
"Jelas setiap kami merasa terancam dan tak aman. Tetap para aktivis marah terhadap apa yang kami lihat sebagai serangan terhadap hak dan kemerdekaan sipil kami. Kami sadar betul bahwa kami akan menjadi target pertama dari status darurat ini dan kami rupanya benar," imbuh dia.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, pada Rabu (2/12/2015), mengatakan bahwa sejak November, Prancis telah menggeledah 2.235 rumah dan bangungan, menangkap 232 orang, dan menyita 334 senjata. Sebanyak 34 pucuk senjata yang disita adalah senjata yang biasa digunakan dalam peperangan.
Ia menambahkan bahwa polisi telah menutup sebuah masjid yang diduga sebagai pusat penyebaran ideologi radikal di Paris bagian timur. Sementara itu dua masjid juga ditutup di Gennevilliers dan Lyon.
"Jika Anda mendengar para pakar anti-terror, mereka akan mengatakan bahwa radikalisasi terjadi di luar masjid. Terjadi di penjara atau pergaulan bawah tanah atau via internet," kata Yasser Louati dari organisasi Kelompok Penentang Islamophobia.
"Masjid yang ditutup sudah ada selama beberapa tahun. Kenapa baru menutupnya sekarang? Radikalisasi? Kami belum menemukan sebuah indikasi jelas atas tudingan itu," imbuh dia.
"Jika ini bukkan bentuk pembatasan hak beribadah, maka saya tak tahu lagi kebijakan macam apa ini," ketus Louati.
Di Prancis sendiri ada sekitar 5,5 juta sampai 6,2 umat Muslim, atau sekitar 7,6 persen dari total populasi di negara itu.
"Para politisi sebelumnya mengeluh karena banyak yang salat di jalanan. Kemana orang-orang akan salat sekarang?" tanya dia lagi. [Al Jazeera]
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar