Olah TKP Bom Sarinah [suara.com/ Kurniawan Mas'ud]
Mabes Polri mendalami laporan hasil analisis Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai aliran dana dari luar negeri untuk pembiayaan aksi terorisme di Indonesia. Dari laporan transaksi keuangan mencurigakan itu, Polri menelusuri kelompok teroris yang meledakkan bom dan penembakan di kawasan Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1/2016) lalu.
"Semua itu masih kami dalami. Kami sedang kaji lebih dalam mengenai aliran dana untuk kegiatan kelompok teroris tersebut," kata Irjen Pol Anton Charliyan, Kepala Divisi Humas Mabes Polri di kantornya Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016).
Anton pun tak memungkiri aliran dana yang ditransfer dari luar negeri kepada kelompok teroris di Tanah Air juga digunakan untuk membeli senjata api rakitan di Filipina. Hal itu terlihat dari ditemukannya ada aliran dana dari terduga teroris tanah air mentransfer uang ke seorang pemasok senjata di wilayah Mindanao, Filipina Selatan.
"Kemungkinannya begitu. Laporan-laporan (PPATK) itu sedang kami tindaklanjuti," ujar Anton.
Sebelumnya Anton menyebutkan, dalam penggerebekan dugaan kelompok teroris di sejumlah tempat paska bom Thamrin Polisi menemukan sembilan pucuk senjata api. Salah satu senjata rakitan dari Filipina.
Ketua PPATK Muhammad Yusuf di Istana Kepresidenan, Senin (18/1/2016) mengungkapkan ada temuan sejumlah aliran dana mencurigakan yang masuk ke Tanah Air kepada beberapa orang yang dicurigai terlibat dalam sejumlah aksi terorisme. Dana itu ditransfer oleh WNI yang berada di luar negeri ke rekening bank miliknya di Indonesia.
"Ada aliran dana dari luar negeri di wilayah Selatan. Dia transfer ke rekening dia sendiri di Indonesia, dan pada istrinya juga. Uang itu juga ada yang dikirim ke Yayasan," kata Yusuf.
Menurut Yusuf, konteks pemberian dana pada yayasan itu sering tidak jelas peruntukkannya, apakah sedekah atau bantuan. Transfer dana ke Yayasan itu hanya modus saja, sebab dana itu dikirim ke seseorang yang hendak berangkat ke wilayah konflik.
"Setelah masuk yayasan, uang itu kemudian dikirim ke oknum yang berangkat ke daerah konflik," ujar Yusuf.
Tag
Komentar
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur