Basuki Tjahaja Purnama merupakan figur paling kuat dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta di Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, hal ini belum menjamin Ahok bakal menang.
"Dinamika politik masih terus berkembang. Perkembangan tersebut bisa saja menguntungkan, atau justru sebaliknya akan merugikan Ahok," kata peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo, di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Karena itu, meskipun elektabilitas Ahok, panggilan akrab Basuki, berada di atas karena merupakan gubernur yang saat ini masih menjabat, Karyono mengatakan bisa saja yang terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah 2017 adalah calon lainnya.
Menurut Karyono, waktu yang tersisa kurang lebih 10 bulan masih memungkinkan terjadi perubahan peta politik yang dapat memengaruhi volatilitas dukungan terhadap para calon.
"Kalkulasi politik tidak seperti matematika bila satu ditambah satu akan menjadi dua. Pertarungan politik sangat dinamis. Bisa saja terjadi perubahan dukungan dalam waktu tertentu. Apalagi bila ada kejadian luar biasa yang membuat citra kandidat buruk," tuturnya sebagaimana dikutip kantor berita Antara.
Selain kejadian luar biasa, masih banyak hal lain yang dapat memengaruhi dukungan pemilih, misalnya politik uang yang dilakukan secara masif dan tepat sasaran serta intimidasi terhadap pemilih.
"Namun, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hal-hal tersebut terhadap perilaku pemilih, masih perlu diuji melalui survei agar dapat terpetakan dengan jelas dan akurat," katanya.
Berita Terkait
-
Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
-
Kasus Deddy Sitorus Dinilai Mirip Ahok: Video Tuai Polemik karena Sengaja Dipotong?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Kritik Pedas Rencana Utang Rp700 Triliun Pemerintah: Itu Namanya Gali Lubang Tutup Lubang!
-
Ungkit Anggaran Negara dari Pajak Rakyat, Sentilan Ahok ke DPR: Jangan Cuma Terima Gaji, tapi...
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO